[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Badan Pusat Statistik mencatat ekspor pada November 2020 mencapai US$ 15,28 miliar, tertinggi sejak Oktober 2018. Realisasi ekspor tersebut tumbuh 6,36% dibandingkan bulan sebelumnya dan 9,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kinerja ekspor menggembirakan. Selain tertinggi selama tahun 2020, nilai ekspor juga tertinggi sejak Oktober 2018 yang pada saat itu sebesar US$ 15,91 miliar,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam Konferensi Pers Ekspor Impor November 2020 secara virtual.
Peningkatan ekspor secara bulanan disebabkan kenaikan ekspor nonmigas 5,56%, yaitu dari US$ 13,75 miliar menjadi US$ 14,51 miliar. Ekspor migas juga naik 24,26% dari US$ 613,4 juta menjadi US$ 762,2 juta.
Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 147,16% menjadi US$ 239,6 juta dan ekspor gas 12,97% menjadi US$ 455juta. Sementara itu ekspor hasil minyak turun 40,57% menjadi US$ 67,6 juta.
Secara kumulatif, ekspor Indonesia periode Januari–November 2020 mencapai US$ 146,78 miliar atau turun 4,22% dibanding periode yang sama tahun 2019 yaitu US$ 153,25 miliar. Ekspor kumulatif nonmigas mencapai US$ 139,49 miliar, menurun 2,18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi volume, ekspor Indonesia meningkat 12,94% menjadi 53,33 juta ton dibanding Oktober 2020 47,22 juta ton yang disebabkan peningkatan volume ekspor nonmigas 12,28% dan migas 27,46%. Dibandingkan dengan November 2019, volume total ekspor menurun 4,81% dari 56,01 juta ton dengan nonmigas turun 5,5%, sedangkan migas naik 10,82%. Secara kumulatif, volume ekspor tercatat 523,19 juta ton, menurun 12,62% dibanding periode Januari– November 2019 yaitu 598,75 juta ton yang disumbang oleh penurunan volume ekspor nonmigas 13,26% sedangkan migas naik 2,88%.
Rata-rata harga agregat barang ekspor Indonesia secara total menurun 5,83% secara bulanan namun naik 15,08% secara tahunan. Rata-rata harga ekspor nonmigas turun 5,98% secara tahunan. Demikian juga rata-rata harga ekspor migas menurun 2,52% dengan rata-rata harga ekspor hasil minyak turun 2,49% dan gas turun 5,06%, sedangkan minyak mentah naik 5,65%.
Suhariyanto menyebutkan bahwa peningkatan terbesar nilai ekspor nonmigas secara bulanan terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati yang naik US$ 449,4 juta atau 23,62% dari US$ 1,9 miliar menjadi US$ 2,35 miliar. “Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada logam mulia, perhiasan permata yang naik US$ 254,7 juta atau 43,37% dari US$ 587,3 juta menjadi US$ 332,6 juta,” ujar dia.
Peningkatan ekspor nonmigas secara bulanan terjadi ke sebagian besar negara tujuan utama, yaitu Tiongkok US$ 461,8 juta (16,17%), Malaysia US$ 158,1 juta (24,5%), Jepang US$ 124,2 juta (11,67%), dan India US$ 87,9 juta (10,04%). Kemudian, Jerman US$ 70,9 juta (35,38%), Thailand US$ 35,7 juta (8,79%), Korea Selatan US$ 32,9 juta (7,12%), Australia US$ 32,7 juta (16,56%), dan Belanda US$ 17,5 juta (7,52%). Sedangkan negara yang mengalami penurunan adalah Singapura US$ 33,3 juta (5,34%), Amerika Serikat US$ 30,8 juta (1,88%), Taiwan US$ 12,7 juta (3,84%), serta Italia US$ 4,8 juta (3,10%).
Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar pada sepanjang Januari-November 2020 dengan nilai US$ 26,61 miliar (19,08%), diikuti AS dengan nilai US$ 16,75 miliar (12,01%), dan Jepang dengan nilai US$ 11,63 miliar (8,34%). Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah besi/baja, minyak kelapa sawit, dan batubara.
Berdasarkan penggunaanya, ekspor produk industri pengolahan meningkat 2,95% secara bulanan dari US$ 11,77 miliar menjadi US$ 12,12 miliar yang disumbang oleh peningkatan ekspor minyak kelapa sawit. Demikian juga jika dibandingkan secara tahunan naik 14,47% dari US$10,58 miliar.
Ekspor produk pertanian turut meningkat 6,33% secara bulanan US$ 420,1 juta menjadi US$ 446,7 juta disumbang oleh peningkatan ekspor hasil hutan bukan kayu lainnya, tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, buah-buahan tahunan, cengkeh, dan sarang burung. Ekspor pertanian secara tahunan juga naik 33,33% dari US$ 335,1 juta.
Kemudian, ekspor produk pertambangan dan lainnya meningkat 25,08% secara bulanan dari US$ 1,56 miliar menjadi US$ 1,95 miliar yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor batubara. Namun, seacar tahunan ekspor produk tersebut turun 2,05% dari US$ 1,99 miliar.
Selama Januari–November 2020, ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor industri pengolahan meningkat 1,46% menjadi 118,24 miliar dibanding 2019 US$ 116,53 miliar yang disumbang oleh meningkatnya ekspor besi/baja. Demikian juga ekspor produk pertanian meningkat 13,64% dari 3,24 miliar menjadi US$ 3,69 miliar yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor sarang burung. Sedangkan ekspor produk pertambangan dan lainnya menurun 22,99% dari US$ 22,82 miliar menjadi US$ 17,57 miliar yang disumbang oleh menurunnya ekspor batubara.
Tiga provinsi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada periode Januari–November tahun 2020 adalah Jawa Barat US$ 23,92 miliar (16,3%), Jawa Timur US$ 18,52 miliar (12,62%), dan Riau US$ 12,28 miliar (8,37%). Ketiganya memberikan kontribusi hingga mencapai 37,29% dari seluruh ekspor nasional.
Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam mengatakan bahwa nilai ekspor RI November 2020 bisa sangat tinggi utamanya karena ada kenaikan harga komoditas.
“Ekspor pada tahun 2018 dan 2019 memang sempat terpuruk karena penurunan harga komoditas utamanya batubara dan minyak sawit mentah,” kata Piter kepada Katadata.co.id, Selasa (15/12).
Di sisi lain permintaan komoditas membaik terutama dari negara-negara utama tujuan ekspor RI. Ini karena mulai pulihnya ekonomi Tiongkok dan beberapa negara Eropa dari pandemi Covid-19.
Berdasarkan catatan BPS, sejumlah harga komoditas mencatatkan kenaikan yang cukup tajam pada pada November 2020 dibanding Oktober 2020. Harga minyak kelapa sawit naik 12,03% secara bulanan dan 33,9% secara tahunan, harga batu bara naik 7,57% secara bulanan meski turun 6,2% secara tahunan, sedangkan minyak mentah naik 6,83% secara bulanan.(msn)
Discussion about this post