[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Menteri BUMN Erick Thohir bakal mengkonsolidasikan 70 persen perusahaan negara di bawah kementeriannya. Langkah ini diambil untuk menyehatkan BUMN agar fokus pada bisnis utamanya.
Adapun konsolidasi yang dilakukan bisa berbagai bentuk. Ada yang ditutup, pangkas, atau merger. Total BUMN yang ada saat ini mencapai 142 perusahaan. Jika digabung dengan anak dan cucu usaha menjadi 800-an.
“70 persen dari mapping-nya saya konsolidasi. Jadi kalau kami lihat total perusahaan BUMN, totalnya 142 dengan anak cucu bisa 800. Kebayang tidak kalau policy (kebijakan) ke depannya 70 persen akan konsolidasi,” katanya dalam konferensi pers online.
BUMN yang dikonsolidasikan itu sebenarnya berkinerja baik, tapi pangsa pasarnya rendah. Sedangkan BUMN yang terindikasi dipertahankan dan dikembangkan mencapai 9,1 persen karena berpotensi baik.
Lalu 6,3 persen harus bertransformasi, 8,2 persen BUMN akan diutamakan untuk pelayanan publik, dan 8,2 persen terakhir akan divestasi atau bermitra.
Sejak menjadi orang nomor satu di Kementerian BUMN, Erick memang berjanji bakal merombak jumlah BUMN beserta anak dan cucu usaha yang banyak.
Perampingan dilakukan agar tak ada lagi BUMN yang memiliki bisnis yang sama dan lebih fokus pada bisnis inti.
Karena konsolidasi memakan waktu, Erick mengaku tak mungkin diselesaikan di masa kepemimpinannya. Menurut dia, itu akan diteruskan di menteri berikutnya.
“Ada dua tahap nanti, tahapnya saya dan menteri berikutnya,” terang dia.
Selain konsolidasi, ia juga berencana menyederhanakan kluster BUMN menjadi 14 kluster dari sebelumnya mencapai 27. Dengan pembagian ini, nantinya masing-masing Wakil Menteri BUMN menangani tujuh hingga 8 kluster.
Misalnya, Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin kebagian membawahi sektor farmasi, jasa survei, energi, pertambangan, industri strategis, dan media.
Sedangkan, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengurusi sektor industri agro, kawasan, logistik, pariwisata, jasa keuangan, konstruksi, jasa konsultan, sarana dan prasarana perhubungan.
“Jadi kami cut hingga 50 persen,” terang dia.
Discussion about this post