Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Nasional

Genjot Manufaktur, Jokowi Diimbau Tak Lupa Produksi Migas

Keuangan Negara Indonesia by Keuangan Negara Indonesia
2019-10-22
in Nasional
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]

KeuanganNegara.id-Presiden Joko Widodo (Jokowi) diimbau meningkatkan eksplorasi minyak dan gas (Migas) jika ingin berhasil bertransformasi dan meningkatkan sektor manufaktur nasional.

Praktisi Minyak dan Gas (Migas) Tumbur Parlindungan mengatakan selama ini pemerintah ingin melakukan transformasi ekonomi dari semula bergantung pada sumber daya alam menjadi peningkatan daya saing manufaktur. Akan tetapi, pengembangan sektor manufaktur butuh banyak kesiapan, termasuk dari sisi energi.

Menurut Tumbur, sektor Migas saat ini membutuhkan pengembangan eksplorasi di tengah produksi migas yang makin merosot lantaran sumur-sumur menua. Terlebih, posisi Migas tak bisa tergantikan dengan sumber energi lain, termasuk Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Jadi tolong benerin energi dulu, kalau tidak yang lain tak akan jalan dan lebih maju. Energi itu number one (nomor satu), darahnya itu pembangunan energi,” katanya, Senin (21/10).

Sayangnya, sambung dia, investasi pada sektor hulu migas menemui banyak kendala. Pertama, investor menilai investasi migas cenderung dipenuhi ketidakpastian, padahal investasi di sektor ini merupakan investasi jangka panjang hingga puluhan tahun. Dengan demikian, perubahan kebijakan di tengah masa investasi akan merugikan investor.

Kedua, investor menilai pemerintah Indonesia terlalu banyak ikut campur soal teknis investasi. Hal tersebut justru dinilai menghambat pengembangan investasi. Dengan demikian, tak heran banyak investor asing mengalihkan modalnya pada sektor energi di negara lain.

“Kenapa orang banyak investasi di Vietnam, karena sektor energinya lebih bagus daripada kita. Bukan hanya regulasi energinya, Vietnam juga dilihat lebih bagus untuk jangka panjang,” tuturnya.

Melengkapi pernyataan Tumbur, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Barly Martawardayan mengungkapkan lifting migas turun kurang lebih 30 persen sejak 2013.

Pada 2013, realisasi lifting minyak tercatat sebesar 825 ribu barel per hari dan gas 1,25 juta barel per hari. Namun hingga 2018 kemarin, lifting minyak hanya sebesar 778 ribu barel per hari dan gas 1,1 juta barel per hari.

Turunnya lifting migas membuat defisit migas dalam negeri makin lebar. Untuk konsumsi minyak saja, ia mencatat jumlahnya mencapai 1,5 juta barel per hari. Jumlah ini terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan permintaan kendaraan.

“Dampak dari energi ini sangat besar tidak hanya produksi tapi juga stabilitas rupiah, karena sebagian besar defisit migas karena hanya setengah yang hanya bisa diproduksi sisanya kita impor dan beli dalam dolar AS,” ucapnya.

Di sisi lain, pertumbuhan investasi migas terus merosot. Tak ayal, Indonesia tak kunjung menemukan sumur baru. Pada 2013, investasi hulu migas tercatat mencapai US$20,4 miliar. Namun, pada 2018 jumlah investasi yang masuk hanya US$12 miliar.

“Ini disebabkan investasi migas kita tidak menarik,” katanya.

Ia mengamini ucapan Tumbur, investasi di sektor migas tidak menarik lantaran kurangnya jaminan kepastian investasi sektor hulu migas. Ia juga mewanti-wanti, jika pemerintah serius mengembangkan sektor manufaktur, maka perlu memperkuat sektor energi.

Jika tidak, ia khawatir kenaikan permintaan energi untuk sektor manufaktur justru menambah defisit. Alasannya, Indonesia harus menambah impor minyak guna memenuhi permintaan sektor manufaktur jika pemerintah serius menggenjot sektor manufaktur.

“Jangan sampai permintaan meningkat sedangkan suplai energi justru menurun, sehingga melemahkan rupiah dan ekonomi makro,” katanya. (cnn)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
Previous Post

Skor Indeks Sistem Pensiun RI Turun Jadi 52,2 pada 2019

Next Post

PLN Gandeng Pebisnis Bangun Tempat Isi Daya Kendaraan Listrik

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

PLN Gandeng Pebisnis Bangun Tempat Isi Daya Kendaraan Listrik

Discussion about this post

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Siklus Anggaran

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

Presiden Jokowi: APBN-P 2017, Prioritaskan Program Yang Berdampak Langsung Bagi Masyarakat

0

Menkeu: Capai Target Sekaligus Jaga Iklim Bisnis

0

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Recent News

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In