KeuanganNegara.id -Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis 12 juta merchant akan menggunakanQuick Response Code Indonesian Standard(QRIS) sebagai metode pembayaran digital. Pasalnya, QR Code tersebut akan mendukung transisi model bisnis pelaku usaha, khususnya segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Insyaallah dalam waktu dekat ini 12 juta (merchantyang menggunakan QRIS) itu bisa kita lakukan,” ujar Perry dalam acara virtual Karya Kreatif Indonesia 2021: Eksotisme Lombok-Seri 1, Rabu, 3 Maret 2021.
Perry mengaku pihaknya terus mendorong perluasan penggunaan QRIS sebagai satu-satunya kode QR milik Tanah Air tersebut. Upaya itu dilakukan dengan menggebrak penggunaan QRIS dimerchant-merchantmelalui 46 kantor perwakilan Bank Indonesia.
“Kita akan terus gebrak (penggunaan QRIS) di seluruh Indonesia, dan kami kerahkan 46 kantor-kantor untuk melancarkan gerakan penggunaan QRIS ini,” tegasnya.
Selain memperluas penggunaan, bank sentral juga akan terus memperbaiki sistem QRIS tersebut. Bank Indonesia pun akan selalu mengembangkan fitur-fitur QRIS guna memudahkan pelaku usaha menggunakan pemindai kode QR tersebut.
“Kami juta terus memperbaiki fitur-fitur dalam QRIS tanpa tatap muka. Termasuk juga nanti untuk menarik dana dan setor, dan juga transfer kami akan lakukan,” ungkap Perry.
Perry menilai, penggunaan QRIS menjadi salah satu kunci perkembangan pelaku usaha di Tanah Air. Sebab, saat ini perekonomian sudah masuk ke era digitalisasi. “Kami yakin UMKM perlu kita dorong dan insyaallah mendukung pemulihan ekonomi,” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendukung upaya Bank Indonesia dalam mendigitalisasi pelaku usaha untuk masuk ke ekosistem digital melalui masifnya penggunaan QRIS tersebut.
Luhut pun mengapresiasi upaya bank sentral dalam mencapai target penggunaan QRIS lebih dari 12 juta selama 2021. Hal tersebut lantaran sejalan dengan kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang menargetkan peningkatan 6,1 juta artisan Indonesia untukonboardingke ekosistem digital pada 2022.
“Saya kira ini pekerjaan yang sangat hebat, karena ini akan membawa perubahan pada UMKM kita. Produk lokal NTB diminati oleh pasar mancanegara, hal ini menunjukkan potensi produk Indonesia yang begitu kuat dan perlu dikembangkan sehingga memiliki nilai tambah. Inilah yang diperlukan bangsa Indonesia ke depan, ketersediaan produk unggulan daerah untuk melengkapi kebutuhan wisatawan domestik,” pungkas Luhut.(msn)
Discussion about this post