[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id- Pemerintah melalui Kementerian ESDM akan menyetop subsidi elpiji melon atau LPG 3 kg mulai semester II 2020. Artinya, harga gas LPG bakal naik dari saat ini yang dibanderol sekitar Rp20 ribu.
“Elpiji ini tantangan kita tahun ini. Secara prinsip, sektor terkait setuju LPG 3 kg secara tertutup hanya untuk masyarakat yang berhak. Ini persiapan subsidi langsung kepada masyarakat, mudah-mudahan pertengahan tahun ini bisa diterapkan,” tutur Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto.
Menurut dia, Kementerian ESDM terus berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan terkait skema penyaluran tepat sasaran.
Ia mengungkapkan beberapa skema yang muncul untuk penyaluran subsidi, salah satunya menggunakan kartu atau barcode yang terhubung dengan perbankan.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Mohammad Hidayat menambahkan LPG 3 kg yang disalurkan ke masyarakat mencapai 6,9 juta ton per tahun.”Uji coba di beberapa tempat pakai kartu, Pertamina pakai QR Code. Nanti yang beli LPG 3 kg langsung terekam. Misal, beli 3 tabung gas melon Rp100 ribu, nanti langsung transfer ke QR ini. Data sudah ada, kebijakan seperti apa belum diputuskan,” jelas Djoko.
Ia melanjutkan penyaluran subsidi tepat sasaran akan menghemat anggaran subsidi LPG hingga 15 persen. “Kalau pertengahan tahun bisa hemat 10-15 persen pada tahap awal,” katanya.
Dengan kebijakan ini, nantinya harga LPG 3 kg akan disesuaikan dengan harga pasar seperti elpiji 12 kg. “Elpiji 12 kg, tinggal dibagi 3 atau 4 saja. Nanti kita lihat,” imbuh Djoko.
“Ke depan, subsidi bukan pada komoditasnya, tapi pada penerima yang berhak. Pada orang yang berhak, sehingga saving makin besar,” tandasnya. (cnn)
Discussion about this post