KeuanganNegara.id -International Monetary Fund (IMF) memberikan beberapa penilaian positif terkait ekonomi Indonesia. Hal itu merespons berbagai kebijakan Pemerintah Indonesia yang dinilai bakal berdampak kepada perekonomian ke depan.
Misalnya seperti disahkannya Omnibus Law UU Cipta Kerja hingga bergabungnya Indonesia dalam pakta perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Hal itu diungkapkan oleh Tim IMF yang dipimpin oleh Thomas Hebling dalam diskusi virtual mengenai perekonomian Indonesia untuk Konsultasi Artikel IV 2020.
“Omnibus Law tentang Cipta Lapangan Kerja seharusnya membantu mengurangi hambatan bagi investasi penciptaan lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas. Penerapan RCEP di Indonesia akan memperkuat manfaat perdagangan bagi Indonesia. Standar tata kelola yang berkualitas tinggi dalam pengaturan regulasi saat mengimplementasikan Omnibus Law harus dipertahankan,” jelas Hebling dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (8/1).
IMF pun memuji Indonesia karena merespons pandemi COVID-19 dengan paket kebijakan yang berani dan komprehensif untuk mengatasi kesulitan sosial ekonomi. Atas dasar itu, IMF memproyeksikan perekonomian Indonesia memiliki prospek positif ke depan.
“Prospeknya positif. PDB riil diproyeksikan meningkat sebesar 4,8 persen pada tahun 2021 dan 6 persen pada tahun 2022, dipimpin oleh langkah-langkah dukungan kebijakan yang kuat, termasuk rencana distribusi vaksin COVID-19 serta peningkatan ekonomi global dan kondisi keuangan,” katanya.
“Pengaturan kebijakan fiskal yang direncanakan untuk 2021 akan membantu mendorong pemulihan. Sambil mempertahankan beberapa pengeluaran darurat terkait pandemi mulai tahun 2020, anggaran 2021 mengalokasikan kembali sumber daya anggaran dan potensi pelimpahan untuk peningkatan pengeluaran berdampak tinggi, terutama investasi publik,” imbuh Hebling.
Pada kesempatan itu, IMF juga memuji kebijakan Indonesia soal menangani persoalan perubahan iklim.
“Kebijakan proaktif Indonesia dalam menangani masalah perubahan iklim dapat lebih menekankan pada ekonomi yang lebih hijau. Pada saat yang sama, kemajuan lebih lanjut dalam pemantauan dan pelaksanaan rencana adaptasi ke arah peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim akan diinginkan, mengingat tingginya keterpaparan Indonesia terhadap bahaya alam terkait,” beber Hebling.(msn)
Discussion about this post