[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan biaya logistik yang tak kunjung turun lantaran ada ketidakseimbangan antara pengiriman barang dari Indonesia bagian barat ke Indonesia bagian timur dan sebaliknya.
“Saya mendapatkan laporan bahwa biaya yang sulit turun karena tidak seimbangnya (pengiriman barang). Ini memang betul terutama dari wilayah timur,” ungkap Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/3).
Ia menyatakan pengiriman barang dari Indonesia bagian barat ke Indonesia bagian timur biasanya terisi penuh. Namun, jumlah pengiriman barang jauh dari Indonesia bagian timur ke Indonesia bagian barat justru jauh berkurang.
Bahkan, kata Jokowi, pengiriman barang antar daerah di Indonesia jauh lebih mahal ketimbang ke luar negeri. Ia mencontohkan pengiriman barang dari Jakarta ke Padang, Jakarta ke Medan, Jakarta ke Banjarmasin, dan Jakarta ke Makassar jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya pengiriman dari Jakarta ke Singapura, Jakarta ke Hong Kong, Jakarta ke Bangkok, dan Jakarta ke Shanghai.
“Transportasi darat terhadap PDB per September 2019 sebesar 2,4 persen. Itu meningkat 2,14 persen pada 2014 menjadi 2,4 pada 2019,” jelas Jokowi.”Begitu pula biaya pengiriman dari Surabaya ke Makassar, jauh lebih tinggi dibandingkan dari Surabaya ke Singapura. Inilah yang harus dibenahi bersama,” terang Jokowi.
Melihat situasi ini, Jokowi memerintahkan menteri di Kabinet Indonesia Maju untuk melihat persoalan ini secara komprehensif. Ia meminta ‘pembantunya’ mengecek apakah ada praktik monopoli dalam distribusi barang.
“Apakah masalahnya di pelabuhan, misalnya urusan dengan dwelling time atau ada praktik monopoli di dalam transportasi, dan distribusi barang sehingga biaya logistik tidak efisien,” kata Jokowi.
Sementara itu, Jokowi juga menyoroti rendahnya kontribusi transportasi laut terhadap produk domestik bruto (PDB) domestik, yakni 0,32 persen. Angkanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi transportasi udara dan darat yang masing-masing mencapai 1,6 persen dan 2,4 persen terhadap PDB.
Peningkatan juga terjadi pada kontribusi transportasi darat. Pada 2014 lalu, sektor itu hanya menyumbang 1,03 persen terhadap PDB.
“Sebaliknya peranan transportasi laut selama ini sangat rendah justru menurun dari 0,34 persen pada 2014 menjadi 0,32 pada 2019,” ucap Jokowi.
Ia meminta kepada jajarannya untuk mengerek kontribusi transportasi laut dan meningkatkan nilai tambahnya terhadap perekonomian daerah. Jokowi ingin tol laut nantinya terkoneksi dengan kawasan industri dan sentra ekonomi lokal.
“Saya juga minta pemerintah daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terlibat dalam pengembangan dan pemanfaatan tol laut sehingga memiliki dampak positif terhadap ekonomi lokal,” pungkas Jokowi.(cnn)
Discussion about this post