[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Pemerintah berencana mengalokasikan belanja modal lebih tinggi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021. Rencananya, pemerintah akan alokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp 250,3 triliun di tahun 2021.
Jika dibandingkan dengan nominal APBN 2020 dalam Perpres 72/2020 yang sebesar Rp 137,4 triliun, maka anggaran tersebut naik sekitar 82,1% di tahun 2021.
Pemerintah menyebutkan, belanja modal menjadi salah satu instrumen utama untuk menggerakkan roda perekonomian, menambah perolehan aset produktif, serta mendorong investasi untuk menyokong pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, pemerintah dan masyarakat saling gotong royong guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sedang terkoreksi.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan, belanja modal yang direncanakan sebesar Rp 250,3 triliun pada RAPBN 2021 itu akan digunakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
Sehingga, belanja modal tersebut akan diarahkan untuk pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta pengadaan Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia disebut Alutsista TNI sepanjang 2021.
“Belanja modal tersebut akan diarahkan untuk pembangunan infrastruktur yang dilakukan PU dan Perhubungan, serta Kominfo untuk membangun ICT, dan pengadaan alutsista,” Jelas Askolani saat dihubungi oleh Kontan.co.id, Kamis (20/8).
Askolani menambahkan, alokasi belanja infrastruktur akan difokuskan pada kawasan perbatasan, tertinggal, terluar dan terdepan (3T) serta permukiman kumuh perkotaan. Anggaran ini juga lebih tinggi sekitar Rp 414 triliun, sehingga dengan demikian, pemerintah berharap aktivitas pembangunan akan meningkat di tahun 2021.
“Dengan aktivitas pembangunan yang meningkat maka ini akan mendukung kenaikan pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran dan kemiskinan di tahun depan,” tambahnya.
Adapun menurut Ekonom INDEF, Tauhid Ahmad menilai, alokasi untuk belanja modal terbilang masih kecil dibandingkan dengan belanja-belanja lainnya seperti belanja pegawai kementerian dan lembaga (K/L) yang dianggarkan sebesar Rp 267 triliun dalam RAPBN 2021.
Sehingga menurutnya, anggaran belanja modal perlu dinaikan lagi apabila belanja pegawai masih lebih besar. “Kalau dilihat porsi total belanja, memang jumlah belanja modal itu masih lebih kecil dibandingkan belanja lainnya seperti belanja pegawai, belanja sosial dan sebagainya,” jelas Tauhid saat dihubungi Kontan.co.id.
Namun, ia juga sependapat bahwa belanja modal tersebut harus difokuskan untuk pembangunan infrastrukrur. Sehingga tentunya juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2021. (msn)
Discussion about this post