[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi, Birokrasi dan Teknologi Informasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sudarto menilai, ketahanan pangan menjadi perhatian penting dalam tatanan adaptasi kebiasaan baru (new normal) di masa pandemi virus corona (Covid-19).
Hal itu diungkapkan Sudarto dalam acara Simposium Nasional Kesehatan, Ketahanan Pangan, Kemiskinan, Dies Natalis ke-64 Universitas Hasanuddin, secara virtual.
“Ketahanan pangan juga menjadi perhatian penting, utama, dalam rangka situasi new normal saat ini,” kata Sudarto.
Menurut Sudarto, sejarah sudah membuktikan ketahanan pangan bisa membantu untuk melewati masa sulit suatu negara.
Oleh karena itu, ia menilai ketahanan pangan menjadi sesuatu yang penting dalam adaptasi kebiasaan baru.
“Ketahanan pangan yang kuat selalu bisa membawa kita untuk melewati masa-masa sulit,” ujar dia.
Sebelumnya Staf Khusus Wakil Presiden RI Lukmanul Hakim mengatakan, untuk meningkatkan produksi dan ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19 diperlukan kolaborasi multisektor.
Kolaborasi ini melibatkan pemerintah, petani, dunia usaha, lembaga keuangan, perguruan tinggi, dan partisipasi masyarakat.
“Dengan kerja sama, sinergi, dan gotong royong semua sektor, produksi pangan akan meningkat signifikan untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor,” ungkap Lukmanul.
Menurut Lukmanul, ada empat pilar ketahanan pangan yang harus menjadi fokus semua pemangku kepentingan.
Yaitu, ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan stabilitas pangan.
“Seringkali ketersediaan pangan ada di petani, namun petani tidak memiliki akses ke pasar mengakibatkan harga pangan di petani murah, sementara masyarakat di perkotaan tidak memiliki akses ke sumber pangan yang mengakibatkan harga pangan mahal,” ungkapnya.(msn)
Discussion about this post