KeuanganNegara.id -Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengejar target realisasi pengembangan proyek hilirisasi dalam kurun waktu 2023-2030. Total terdapat 81 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp921,84 triliun
“Dari total investasi tersebut, bakal menyerap tenaga kerja sebanyak 125.286 orang. Hal ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Selain itu juga akan mengurangi tingkat pengangguran, baik itu karena pandemi atau angkatan kerja baru,” ungkap Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran persnya.
Di sektor hilirisasi petrokimia, Kemenperin terus mendorong realisasi investasi pengembangan industri petrokimia PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, yang akan menghasilkan produk olefin dan aromatik.
Berikutnya, Kemenperin memacu hilirisasi nikel dalam rangka meningkatkan nilai tambah bahan baku nikel dan kobalt yang tersedia di Indonesia. Bahan baku ini dapat digunakan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
“Saat ini, secara total kita punya 30 smelter yang beroperasi, kemudian yang sedang konstruksi 20 smelter, dan dalam tahap feasibility studysebanyak sembilan smelter,” sebut Menperin.
Smelter ini berperan untuk menguatkan struktur industri dalam negeri agar lebih berdaya saing di kancah global. Implikasi dari kebijakan hilirisasi ini, jelas Agus, industri logam dasar pada 2020 tumbuh 5,87 persen, ekspornya pun tumbuh 30 persen, bahkan mampu menyumbang devisa negara hingga USD22 miliar.
Saat ini, Indonesia memiliki 30 persen dari cadangan bijih nikel dunia, sehingga menjadi jaminan bahan baku untuk investasi di sektor baterai kendaraan listrik, yang pada akhirnya akan menarik investasi di sektor kendaraan listrik.
Beberapa perusahaan yang akan memproduksi bahan baku baterai listrik nikel-kobalt, di antaranya adalah PT QMB (Sulawesi Tengah), PT Halmahera Persada Lygend (Pulau Obi), PT Weda Bay Nickel (Maluku Utara), dan PT Smelter Nikel Indonesia (Banten).
Sedangkan, untuk hilirisasi minyak sawit, pemerintah telah mendorong program B30 (mencampur 70 persen BBM diesel dengan 30 persen biodiesel). Upaya simultan pemerintah ini untuk mengurangi impor BBM diesel sekaligus mengendalikan emisi pencemaran udara.
Agus mengemukakan realisasi penanaman modal sektor industri di Tanah Air pada 2020 tumbuh 26 persen menjadi Rp272,9 triliun pada 2020, dari Rp216 triliun di tahun sebelumnya. “Kami memberikan apresiasi kepada pelaku industri atas komitmennya merealisasikan investasinya di Indonesia,” ujarnya.
Sektor industri masih konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional melalui realisasi penanaman modal. Sepanjang 2020, investasi manufaktur mampu menunjukkan geliat positif, meskipun di tengah terpaan yang cukup berat akibat pandemi covid-19.
Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Desember 2020, sektor industri menggelontorkan dananya sebesar Rp272,9 triliun atau menyumbang 33 persen dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp826,3 triliun. Hasilnya, realisasi investasi secara nasional pada tahun lalu melampaui target yang dipatok sebesar Rp817,2 triliun atau menembus 101,1 persen.(msn)
Discussion about this post