KeuanganNegara.id-Kementerian ESDM menargetkan produksi siap jual (lifting) minyak mencapai 743 ribu barel per hari (bph) pada 2024. Target tersebut 0,4 persen di bawah realisasi 2019 sebesar 746 ribu bph.
Dikutip dariAntara, Rabu (29/1), target tersebut ditetapkan dalam data pembangunan dan target rencana strategis Kementerian ESDM hingga 5 tahun ke depan.
“Kami akan memanfaatkan sumur-sumur (minyak) yang sudah lama ditinggalkan atau sumur tua untuk bisa diproduksi kembali dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang ada, sepertiEnhanced Oil Recovery(EOR) ataubiochemical surfactant,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Arifin mengungkapkan program EOR diperkirakan memakan waktu lebih lama mengingat harus menemukan formula komposisi EOR danbiochemical surfactantyang tepat.
Program EOR dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan karakter subsurfaceyang ada di Wilayah Kerja (WK) Migas.
Beberapa lapangan migas juga diharapkan menambahliftingminyak Indonesia selama beberapa tahun ke depan.
Pemerintah memperkirakan Lapangan Ande-Ande Lumut di Natuna bakal menambah lifting minyak sebesar 25 ribu bph pada 2023.
Selain itu,Indonesia Deepwater Development/IDD juga akan menambahliftingminyak sebesar 23 ribu bph pada 2024. Berikutnya, Lapangan Abadi, Blok Masela sebesar 36 ribu bph pada 2027.
Hasil penelitian teknologi itu ditawarkan kepada pemilik WK Migas.”Sisanya kami bisa mempercepat cekungan-cekungan WK yang masih ada di kawasan kita,” ungkapnya.
Selain itu, potensi lifting lain dapat berasal dari penggalian batuan sumber (source rock). Namun, cara tersebut membutuhkan biaya eksplorasi yang lebih mahal.
“Cost-nya lebih mahal tetapi teknologi bisa mengatasi,” katanya.
Lebih lanjut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” melakukan upaya serupa dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
“Yang mau memanfaatkan teknologi ini bisa di-scale updahulu dengan konsepno gain, no pain,” ujarnya. (cnn)
Discussion about this post