[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan agak gemas dengan kerja sama PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco, yang belum menemui kata sepakat untuk proyek pengembangan kilang Refinery Unit IV Cilacap.
Bahkan, ia mengisyaratkan untuk menggarap sendiri proyek pengembangan kilang itu, tanpa campur tangan Saudi Aramco. “Ya bisa saja (jalan sendiri), kalau tidak ada angka (kesepakatannya). Masa dia (Pertamina dan Saudi Aramco) mau kawin kalau tak cocok,” ujarnya.
Namun demikian, saat ini Luhut mengaku masih bersabar. Ia masih menunggu hasil audit mengenai valuasi aset kilang tersebut, setelah terdapat selisih sekitar US$1,5 miliar.
“Saudi Aramco juga kami sekarang menunggu hasil audit tapi kalau selisih audit itu tetap US$1,5 miliar, kan tidak bertemu, jadi kami tawarkan dia (Saudi Aramco) investasi yang lain,” jelasnya.
Menurutnya, hasil audit terkait valuasi tersebut akan keluar bulan ini. Artinya, keputusan kemitraan Pertamina dengan Saudi Aramco untuk mengembangkan kilang Cilacap bisa diputuskan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Luhut sempat mengisyaratkan membuka peluang kemitraan lain untuk proyek pengembangan kilang Cilacap. Pernyataan serupa pernah disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Bahkan, Erick memberikan tenggat waktu kepastian kerja sama hingga Desember 2019. “Tetapi kami usahakan yang sudah disepakati oleh kedua negara,” katanya.
Sebagai informasi, kedua perusahaan telah meneken Kesepakatan Kerja Sama Pengembangan Perusahaan Patungan (Joint Venture Development Agreement/JVDA) pada Desember 2016 lalu.
Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari perjanjian awal (heads of agreement/HoA) yang ditandatangani pada November 2015 lalu. Nantinya, dua perusahaan akan membentuk perusahaan patungan, untuk pengembangan proyek. (cnn)
Discussion about this post