KeuanganNegara.id -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencacat, mayoritas emiten yang sudah menyampaikan laporan keuangan kuartal I-2020 masih membukukan laba bersih. Akan tetapi, perolehan laba bersih tersebut menurun dari periode sama tahun sebelumnya.
“Dari jumlah yang sudah menyampaikan laporan keuangan, sebagian besar emiten, yakni 70,73% masih membukukan laba bersih. Akan tetapi, 58,73% diantaranya mencatatkan penurunan kinerja,” ungkap Plt. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Yunita Linda Sari dalam konferensi pers virtual.
Ia mengatakan, per 7 Juli 2020, sudah ada 475 emiten yang mengumpulkan laporan keuangan kuartal I-2020. Jumlah ini setara 68,35% dari total emiten yang sebanyak 695 perusahaan. Total laba bersih dari emiten yang sudah menyampaikan laporan keuangan kuartal I-2020 ini adalah sebesar Rp 55,19 triliun.
Apabila dibagi per sektor, maka sektor yang mencatatkan kenaikan laba bersih hanyalah industri dasar dan barang konsumsi. Akumulasi laba bersih emiten-emiten dalam sektor ini masing-masing tumbuh 71,28% year on year (yoy) dan 9,89% yoy.
Sementara itu, secara akumulatif, laba bersih emiten sektor agrikultur turun paling dalam, yakni mencapai 641,93% yoy. Disusul sektor perdagangan, jasa, dan investasi -121,92% yoy, konstruksi -92,4% yoy, keuangan -61,71% yoy, pertambangan -44,87% yoy, aneka industri -28,73% yoy, infrastruktur -11,18% yoy.
Sebelumnya, per 16 Juni 2020, OJK juga sudah mendata emiten-emiten yang telah menyampaikan laporan keuangan tahunan 2019. Jumlahnya mencapai 630 dari 683 perusahaan tercatat.
Akumulasi laba bersih dari 630 emiten ini adalah sebesar Rp 374,10 triliun, turun tipis 0,32% dibanding keseluruhan laba bersih tahun 2019 yang sebesar Rp 375,30 triliun.
Sama dengan realisasi kinerja per kuartal I-2020, Yunita mengatakan sebagian besar emiten, yakni 76,98% masih membukukan laba bersih. “Akan tetapi, sebanyak 50,51% kinerjanya menurun,” kata Yunita.
Jika dirinci, sektor yang masih mencatatkan kenaikan laba bersih tertinggi secara akumulatif adalah perdagangan, jasa, dan investasi, yakni sebesar 107,09% yoy. Disusul sektor infrastruktur +28,76% yoy, keuangan +8,21% yoy, dan barang konsumsi +8,02% yoy.
Sebaliknya, sektor yang mencatatkan penurunan laba bersih adalah agrikultur sebesar 1.495,07% yoy, industri dasar -57,01% yoy pertambangan -31,97% yoy, konstruksi -27,75% yoy, dan aneka industri -3,55%.(msn)
Discussion about this post