[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Meluasnya wabah Virus Corona baru atau COVID-19 sebagai pandemi global membuat harga minyak dunia tertekan. Akibatnya, harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) bulan Maret 2020 tersungkur ke kisaran US$ 34,23 per barel.
“ICP Maret jadi US$ 34,23 per barel atau turun US$ 22,38 dari US$ 56,61/barel pada Februari 2020,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi.
Besaran ICP tersebut, imbuh Agung, tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 79.K/12/MEM/2019 tentang Penerapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2019 yang efektif mulai berlaku sejak 1 April 2020.
Agung menjelaskan penyebab utama dari penurunan ICP adalah wabah COVID-19 di sebagian besar negara-negara produksi minyak mentah, yang mengakibatkan anjloknya penurunan produksi. “Travel restriction di sejumlah negara turut mengakibatkan permintaan minyak global jadi menurun drastis,” ungkapnya.
International Energy Agency (IEA) melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 1,1 juta barel per hari menjadi 99,90 juta barel per hari.
Di sisi lain, IEA mengungkapkan adanya peningkatan stok minyak mentah AS pada bulan Maret 2020 sebesar 11,3 juta barel menjadi sebesar 455,4 juta barel dibandingkan bulan Februari 2020.
Sementara laporan OPEC menunjukkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 1 juta barel per hari menjadi 99,73 juta barel per hari.
Faktor utama lain dari perubahan ICP Maret, jelas Agung, adalah keputusan Arab Saudi menurunkan harga jual minyak mentah mereka untuk merebut pangsa pasar dan berencana untuk meningkatkan produksi setelah Rusia menolak bergabung dalam rencana tambahan pemotongan produksi OPEC+. Hal ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar atas kondisi yang telah over supply.
Sedangkan menurut Tim Harga Minyak Indonesia, crude oil throughput kilang-kilang di Jepang berkurang sebesar 2,81 juta barel per hari dibandingkan kapasitas kilang sebesar 3,52 juta barel per hari di akhir bulan Maret 2020 jadi faktor penentu di kawasan Asia Pasifik.
Selain itu, kilang-kilang di Korea Selatan juga mengurangi konsumsi minyak mentah AS dan beralih ke minyak mentah Timur Tengah, seiring berkurangnya spread WTI-Dubai serta diskon harga minyakmentah Timur Tengah.(msn)
Discussion about this post