[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pertamina (Persero) tidak hanya dituntut untuk mencari untung namun juga memiliki penugasan menjadi motor penggerak bagi perekonomian nasional. Tidak terkecuali bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sebagai penopang hampir 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, UMKM memiliki peran yang sangat vital bagi perekonomian. Bahkan di masa krisis 1998, UMKM menjadi tulang punggung penyangga ekonomi nasional agar tidak terlalu terpuruk dari badai ekonomi dunia.
Kini, di masa pandemi covid-19 yang menyerang tidak hanya sisi kesehatan, namun juga perekonomian, UMKM masih tetap diandalkan. Maka dari itu, sektor ini tidak boleh goyah dan harus tetap bertahan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan sejak 1993 setidaknya sudah 63 ribu UMKM menjadi mitra binaan Pertamina. Bahkan sejak awal 2020 hingga saat ini ada tambahan 1.141 UMKM yang baru bergabung. Perseroan menargetkan hingga akhir tahun bisa menjaring 8.000 mitra binaan anyar dan ke depan akan terus bertambah.
Total dukungan dana untuk membantu permodalan pun telah tersalurkan sebesar Rp3,5 triliun. Di tahun ini, anggaran yang disiapkan untuk program kemitraan sebesar Rp580 miliar. Dana ini merupakan dana bergulir yang dipinjamkan pada mitra binaan.
“Sebagai BUMN sesuai yang diamanatkan dalam UU BUMN, kita juga harus membantu membina UMKM,” kata Nicke, dalam acara Primetime Metro TV.
Pandemi covid-19, kata Nicke, juga turut memberi tekanan pada UMKM. Bahkan menurut survei internal yang dilakukan oleh Pertamina, sebanyak 53 persen mitra binaannya mengalami penurunan permintaan.
Hal ini yang tentunya harus dicarikan jalan keluar agar produk-produk UMKM tetap terserap. Sebab, di balik UMKM terdapat pekerja yang terampil dan keluarga yang hidupnya akan sangat tergantung dari perputaran bisnis tersebut.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Tajudin Noor mengatakan di masa pandemi ini pemberdayaan UMKM menjadi fokus utama. Bahkan penjualan produk UMKM mitra Pertamina yang terserap mencapai Rp10,96 miliar.
Sebanyak 176 UMKM mitra binaan yang tersebar di seluruh Indonesia pun turut ikut serta dalam upaya penanggulangan covid-19 dengan nilai bantuan mencapai lebih dari Rp3 miliar. Lebih dari 10 ribu produk bantuan dukungan berupa multivitamin dan herbal, madu, sabun, hand sanitizer, disinfektan, masker, dan lain sebagainya.
Produk-produk yang telah disalurkan merupakan buah hasil dari mitra binaan yang dialihkan untuk memproduksi produk-produk yang dibutuhkan di masa pandemi.
Budi Turmoko, salah satu mitra binaan yang bergerak di bidang konveksi mengatakan pada masa awal covid-19 terjadi penurunan separuh omzet. Namun setelah beralih ke produk yang dibutuhkan masyarakat seperti masker dan APB, usahanya mulai pulih dengan omzet menembus lebih dari Rp50 juta.
“Kami ingin tidak hanya menyediakan energi bagi nasional, tapi jadi energi bagi ekonomi nasional secara keseluruhan,” tutur Tajudin.
Tembus Pasar Internasional
Dalam rangka memasarkan produk UMKM, Pertamina juga menggelar pameran virtual untuk memperkenalkan 1.226 produk hasil karya 100 mitra binaan bukan hanya di dalam negeri, namun menembus pasar internasional.
Kegiatan yang berlangsung tiga hari itu pun mencatatkan potensi transaksi bisnis hingga Rp9,3 miliar, di atas target yang diharapkan Rp7,5 miliar. Dari besaran tersebut, transaksi ekspor yang paling mendominasi.
Potensi transaksi ekspor terbesar yakni berasal dari penjualan Hitara Black Garlic dengan nilai transaksi sekitar Rp2 miliar serta tujuan ekspor ke Perancis, Inggris, Afrika Selatan dan Australia. Selain itu juga transaksi ekspor batik yang mencapai Rp1,7 miliar dengan tujuan ekspor ke Jerman, Singapura, Australia, Qatar, dan Dominika.
Ada juga kerajinan tenun yang juga diminati para importir mancanegara seperti Jerman, Australia dan Dominika dengan nilai transaksi Rp1,15 miliar. Kemudian produk kerajinan tangan juga dilirik oleh para pembeli dari Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan New Zealand dengan nilai transaksi Rp1 miliar.
Hal ini pun sejalan dengan visi Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin mendorong agar makin banyak produk-produk UMKM yang bisa menembus pasar Internasional. Erick berharap makin banyak produk UMKM lainnya bisa dikembangkan dan dikenalkan oleh dunia sebagai simbol bagi Indonesia.
“Saya justru prioritaskan untuk market luar negeri,” ucap Erick.
Semetara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pemanfaatan pasar menjadi salah satu inovasi bagi UMKM untuk bertahan di tengah pandemi. Ia mengatakan pemerintah pun terus memperkuat transformasi bagi UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital yang lebih dalam agar terhubung dengan pasar yang lebih luas.
“Kita harus bisa bertahan dalam situasi saat ini. Kita memberikan akses seluas-luasnya kepada UMKM tidak lagi jualan di sekitar tetangga, sekitar pasar tapi juga terhubung dengan pasar yang lebih luas,” pungkas Teten.(msn)
Discussion about this post