[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyampaikan, pihaknya memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun ini akan berkisar di 4,5% hingga 5,3% year on year (yoy). Angka tersebut direvisi dari outlook pertumbuhan sebagaimana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar 5% yoy.
Proyeksi itu bergeser setelah pemerintah melihat realisasi pertumbuhan ekonomi 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar minus 2,07% yoy. Lebih rendah prediksi pemerintah yakni minus 1,7% sampai minus 2,2% secara tahunan, secara rata-rata yakni 1,95% yoy.
“Pertumbuhan ekonomi akan meningkat di rentang 4,5%-5,3% pada 2021. Ini sejalan dengan prediksi beberapa institusi internasional terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun ini,” kata Suahasil dalam acara bertajuk Indonesia Economic Outlook 2021, Senin (8/2).
Setidaknya tiga lembaga internasional memprediksi ekonomi Indonesia berada di level 4% pada 2021. Misalnya, International Monetary Fund (IMF) 4,8% yoy, World Bank 4,4% yoy, Asian Development Bank (ADB) 4,5% yoy.
Suahasil mengatakan agar pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa pulih, otoritas fiskal telah menganggarkan dana sebesar Rp 619,83 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 yang dialokasikan dalam lima program.
Pertama, penanganan kesehatan termasuk vaksinasi Rp 124,96 triliun. Kedua, perlindungan sosial Rp 148,66 triliun. Ketiga, program prioritas kepada Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemda Rp 141,36 triliun.
Keempat, dukungan Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM), korporasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rp 157,57 triliun. Kelima insentif usaha dalam bentuk perpajakan Rp 47,27 triliun.
“Untuk memastikan pemulihan ekonomi bisa terjadi di Indonesia. Kita berharap, ekonomi akan berlanjut membaik di 2021,” ujar Suahasil.
Kendati demikian, Suahasil menyampaikan ada empat faktor yang akan mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2021. Pertama, penularan virus corona masih eskalatif baik secara global dan lokal.
Kedua, program vaksinasi mulai berjalan. Suahasil bilang vaksinasi menjadi faktor positif menekan penularan dan pengembalian confidence masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas ekonomi.
Ketiga, APBN 2021 ekspansif dan difokuskan untuk melanjutkan penanganan pandemi dan memperkuat pemulihan ekonomi melalui realokasi dan belanja produktif serta penguatan program PEN.
Keempat, implementasi reformasi struktural melalui aturan turunan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan pembentukan Indonesia Investment Authority (INA). Hal ini dapat mendorong ease of doing business, penciptaan lapangan kerja, dan memperkuat investasi pada periode pemulihan ekonomi. (msn)
Discussion about this post