KeuanganNegara.id -Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menyebut suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) saat ini sudah cukup rendah di level 3,5 persen. Pemangkasan bunga acuan pada periode berikutnya akan membahayakan.
“Kalau suku bunga terus diturunkan bisa membahayakan. Saya kira saat ini sudah sangat rendah,” kata Piter.
Menurutnya penurunan suku bunga lebih lanjut bisa mengurangi minat asing untuk berinvestasi ke Indonesia. Hal ini akan menyebabkan aliran modal yang masuk ke dalam negeri berkurang, sehingga membuat nilai tukar rupiah pun tertekan.
Di sisi lain, penurunan suku bunga lebih jauh juga tidak akan berdampak pada pemulihan ekonomi nasional. Terlebih tekanan pertumbuhan ekonomi dalam setahun terakhir lebih banyak disebabkan oleh pandemi covid-19.
“Penurunan suku bunga tidak bisa memulihkan ekonomi, yang bisa memulihkan ekonomi hanyalah berhentinya pandemi. Suku bunga acuan turun sampai nol seperti di Amerika Serikat tidak bisa membantu perekonomian ketika pandemi masih begitu tinggi,” ungkap dia.
Berdasarkan data BI, suku bunga deposito satu bulan telah turun sebesar 181 bps ke level 4,27 persen pada Desember 2020. Sayangnya penurunan suku bunga kredit masih cenderung terbatas, yaitu hanya sebesar 83 bps ke level 9,70 persen selama 2020.
“Bank Indonesia mengharapkan perbankan dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Perry dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan BI secara virtual, Kamis, 18 Februari 2021.(msn)
Discussion about this post