KeuanganNegara.id -Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen, Bank Indonesia, Budi Hanoto, mencatat sejumlah sektor bisnis UMKM yang potensial di masa new normal ini. Sebab, kinerja sektor ini di tengah pandemi masih terus meningkat.
“Pertanian dengan derivasinya, karena dia langsung ke bahan makanan, kebutuhan pokok,” kata Budi dalam acara BI Talk di akun youtube Bank Indonesia.
Selain itu, ada juga sektor kerajinan yang sudah mulai meningkat, dari sebelumnya yang sempat terpukul. Lalu, sektor industri jasa dan perdagangan.
Dari pantauan BI, Budi menyebut sektor perdagangan ekspor impor memang masih tertekan. Akan tetapi untuk sektor perdagangan retail makanan minuman, tren masih terus meningkat. Sehingga, sektor ini dinilai masih potensial berkembang di era new normal saat ini.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) juga sudah merilis data pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha sepanjang triwulan II 2020. Dari data yang dikumpulkan, sektor pertanian ternyata menjadi salah satu sektor yang masih tumbuh positif di tengah pandemi.
Kinerja sektor pertanian pada April hingga Juni, lebih tinggi dari Januari hingga Maret 2020. Sektor ini tumbuh paling tinggi 16,24 persen untuk (quartal-to-quartal/qtq).
Selain itu, sektor pertanian juga tumbuh 2,19 persen untuk (year-on-year/yoy). Di atasnya, ada beberapa sektor lapangan usaha lain yang juga masih tumbuh, saat sektor lain terjerembab. Di antranya adalah Informasi dan Komunikasi (10,99 persen yoy), pengadaan air (4,56 persen yoy), jasa kesehatan (3,71 persen yoy), dan real estate (2,3 persen yoy).
Di sektor pertanian misalnya, kenaikan tertinggi terjadi pada sub-sektor lapangan usaha tanaman pangan hingga 34,77 persen qtq dan 9,23 persen yoy. Secara kumulatif sepanjang tahun, penurunan pun tipis, hanya minus 0,04 persen ctc.
Selain tanaman pangan, ada juga sub-sektor industri makanan dan minuman yang masih tumbuh 1,87 persen qtq dan 0,22 persen yoy. Secara kumulatif sepanjang tahun pun masih tumbuh positif, 2,03 persen ctc.
Hanya saja, ada sub-sektor penyediaan makan dan minum yang tumbuh minus 17,86 persen qtq dan minus 16,81 persen yoy. BPS menyatakan penurunan ini terjadi karena pola konsumsi masyarakat, memasak, dan makan di rumah menjadi lebih populer.(msn)
Discussion about this post