Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Sri Mulyani: Indonesia Belum Resesi Teknis

Keuangan Negara IndonesiabyKeuangan Negara Indonesia
2020-08-06
inNasional
Reading Time: 3 mins read
AA
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KeuanganNegara.id -Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Kontraksi ini jauh lebih dalam dibandingkan proyeksi pemerintah maupun Bank Indonesia di kisaran 4,3 persen dan 4,8 persen (yoy).

Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga minus 4,19 persen (quarter to quarter/ qtq) di kuartal II 2020. Ini merupakan kedua kalinya Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi negatif secara kuartalan. Di kuartal I 2020, perekonomian juga minus 2,41 persen (qtq).

Di negara lain, mereka dapat mengambil data pertumbuhan ekonomi kuartalan untuk menentukan resesi. Pertumbuhan ekonomi (secara kuartalan/ qtq) minus dua kali berturut-turut bisa dikatakan mengalami resesi. Hal ini disebut dengan technical recession atau resesi teknis.

Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa Indonesia saat ini belum mengalami resesi teknis. Sebab, pemerintah hanya mengambil data perekonomian secara tahunan.

“Year on year belum, karena ini baru pertama kita kontraksi. Resesi dilihat yoy untuk dua kuartal berturut-turut, jadi ini pertama ekonomi Indonesia kontraksi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK secara virtual.

Sri Mulyani pun berharap perekonomian akan kembali positif di kuartal III dan IV. Sehingga perekonomian Indonesia tak akan mengalami resesi di tahun ini.

“Ini yang sedang kita upayakan dari pemerintah dan BI, OJK, kita harap juga melakukan relaksasi semua dan kita harap dunia usaha dan stakeholder sama-sama bisa pulihkan ekonomi yang terdampak COVID-19,” jelasnya.

“Kalau kuartal III kita bisa hindarkan, Insyaallah kita secara teknikal enggak resesi. Jadi bukan qtq seperti yang disebutkan,” lanjutnya.

Sebelumnya, Ekonom PT Bank Permata (Tbk) Josua Pardede menjelaskan, resesi terjadi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Namun untuk di Indonesia, kata Josua, perhitungan untuk menentukan resesi dinilai lebih tepat menggunakan pertumbuhan ekonomi secara tahunan, bukan kuartalan.

“Untuk data PDB yang sudah dilakukan penyesuaian musiman, maka pada umumnya, resesi teknis didefinisikan sebagai pertumbuhan kuartalan mengalami pertumbuhan yang negatif dua kuartal berturut-turut,” kata Josua dalam keterangannya.

Menurut Josua, mengingat data PDB Indonesia masih belum menghilangkan faktor musiman, maka resesi teknis didefinisikan sebagai pertumbuhan tahunan yang mengalami pertumbuhan negatif pada dua kuartal berturut-turut. Sehingga, dia menilai Indonesia belum resesi teknis.

“Jadi Indonesia belum technical recession. Kalau di AS, dan negara maju lainnya, qtq growth-nya sudah cyclically adjusted (penyesuaian musiman). Tapi karena perilaku konsumsi, investasi, dan perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh faktor musiman seperti panen raya, Idul Fitri, natal, tahun ajaran baru sekolah, jadi akan tepat dan objektif kalau kita menggunakan pertumbuhan yoy (tahunan),” tuturnya.

Indonesia pernah mengalami resesi di 1998. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi selama empat kuartal berturut-turut. Bahkan berlanjut hingga kuartal I 1999.

Berdasarkan data BPS, pada kuartal I 1998 ekonomi Indonesia minus 4,49 persen (yoy). Selanjutnya di kuartal II 1998 minus 13,34 persen (yoy), kuartal III minus 16 persen (yoy), kuartal IV minus 18,26 persen (yoy). Di kuartal I 1999, ekonomi Indonesia pun kembali minus 6,13 persen (yoy).

Resesi ekonomi pada 1998 itu terjadi akibat krisis nilai tukar yang terjadi di Thailand pada 1997 dan merembet ke negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Indonesia. Padahal sebelumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif. Bahkan di kuartal II 1994, ekonomi domestik sempat tumbuh 10,72 persen (yoy) dan di kuartal IV 1996 tumbuh 10,28 persen (yoy).(msn)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
Previous Post

Jokowi Teken Inpres, Daerah Wajib Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan

Next Post

Pemerintah Akan Beri Bantuan pada Karyawan dengan Upah di Bawah Rp 5 Juta

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Pemerintah Akan Beri Bantuan pada Karyawan dengan Upah di Bawah Rp 5 Juta

Discussion about this post

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Siklus Anggaran

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

Presiden Jokowi: APBN-P 2017, Prioritaskan Program Yang Berdampak Langsung Bagi Masyarakat

0

Menkeu: Capai Target Sekaligus Jaga Iklim Bisnis

0

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Recent News

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Sign Up

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In