Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Nasional

Suku bunga makin rendah, ini investasi yang diuntungkan

Keuangan Negara IndonesiabyKeuangan Negara Indonesia
2021-02-21
inInvestasi, Nasional
Reading Time: 3 mins read
AA
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]

KeuanganNegara.id -Di saat tingkat suku bunga semakin rendah, instrumen investasi berisiko tinggi seperti saham dan obligasi berpotensi menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dari instrumen investasi lainnya.

Asal tahu saja, pada Kamis (18/2) Dewan Gubernur Bank Indonesia kembali memangkas BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ke 3,5%. Tingkat suku bunga tersebut menjadi level yang paling rendah sepanjang sejarah BI.

Fitri Agustina, Financial Planner OneShildt mengatakan di tengah kondisi suku bunga rendah, investor dengan profil risiko agresif akan semakin percaya diri untuk masuk ke investasi saham.

“Sebelum suku bunga turun, investor agresif cenderung menahan diri masuk ke saham, tapi kalau suku bunga sudah turun mereka akan langsung switch dana investasinya ke saham,” kata Agustina, Jumat (19/2).

Rasa percaya diri investor agresif muncul karena tren suku bunga rendah berpotensi membuat ekonomi bergerak lebih stabil dari kondisi penurunan.

Namun, bagi investor dengan profil risiko konservatif dan moderat, Agustina melihat investasi di obligasi bisa menjadi pilihan yang lebih menarik di saat imbal hasil di instrumen pasar uang tertekan akibat penurunan suku bunga.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana juga melihat instrumen investasi yang paling merasakan dampak positif dari suku bunga rendah adalah obligasi. Secara teori, penurunan suku bunga acuan akan membuat yield obligasi turun sehingga harga obligasi naik.

Wawan menilai, pasar obligasi saat ini semakin menarik karena suku bunga BI7DRRR sudah menurun, tetapi yield obligasi belum terefleksi turun. Penyebab yield masih belum turun karena yield US Treasury dalam tren naik.

Di satu sisi, Wawan melihat dengan yield obligasi yang masih tinggi di tengah suku bunga sudah turun, itu berarti harga obligasi saat ini sedang murah.

“Ketika ekonomi mulai pulih harga obligasi akan signifikan naik, karena saat ini suku bunga sudah turun, tetapi harga obligasi masih belum naik atau yield masih belum turun,” kata Wawan.

Wawan memproyeksikan imbal hasil pasar obligasi sebesar 7%-7,5% di tahun ini. Bahkan, Wawan memproyeksikan suku bunga masih bisa turun satu kali lagi di tahun ini.

Sementara, untuk pasar saham, Wawan memproyeksikan instrumen ini juga akan diuntungkan ketika suku bunga bergerak turun. Hanya saja, pandemi Covid-19 yang belum mereda masih berpotensi menjadi pengganjal pertumbuhan kinerja di pasar saham.

Alhasil, Wawan mengatakan hanya sektor tertentu saja yang bisnisnya masih bisa berjalan lancar di tengah pandemi dan berpotensi makin diuntungkan ketika kondisi suku bunga rendah.

Dalam kondisi normal sebelum pandemi, sektor yang terkait suku bunga seperti perbankan, properti dan otomotif akan diuntungkan. Namun, permintaan properti dan otomotif saat pandemi masih menjadi tantangan. Begitupun dengan perbankan yang menyalurkan kredit.

Risiko kenaikan gagal bayar menjadi tinggi saat ekonomi tertekan karena pandemi.

“Sejatinya suku bunga rendah bisa membuat cost of fund emiten lebih murah, tetapi kembali lagi liat prospek bisnisnya di tengah pandemi masih bisa bertumbuh atau tidak,” kata Wawan.

Sementara, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan investasi di dolar AS juga tetap menarik di tengah kondisi tren suku bunga rendah.

Namun, Ibrahim mengatakan faktor yang membuat dolar AS menguat tidak hanya dari suku bunga BI7DRRR yang turun, melainkan karena prospek dollar AS yang terdorong oleh sentimen eksternal.

Dalam jangka pendek Ibrahim memproyeksikan dolar AS memang masih berpotensi melemah. Namun, sewaktu-waktu jika terjadi gejolak geopolitik atau data ekonomi AS menguat, dolar AS berpotensi berikan keuntungan.

“Justru saat ini dolar AS sedang murah dan tepat untuk dikoleksi,” kata Ibrahim.

Ia memproyeksikan indeks dolar AS berpotensi menurun level 88 jika AS gelontorkan stimulus. Jika kondisi tersebut terjadi, rupiah berpotensi menguat ke Rp 13.500 per dolar AS.

Namun, jika di tahun ini vaksin berjalan lancar dan data ekonomi AS membaik, maka dolar AS berpotensi menguat kembali atau rupiah Ibrahim memproyeksikan berada di Rp 15.000 per dolar AS. (msn)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
Previous Post

Perlu waspada, pertumbuhan ekonomi masih bisa terhambat kasus Covid-19

Next Post

Menkop UKM sambut positif tiga rekomendasi pengembangan UMKM dari Bappenas

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Menkop UKM sambut positif tiga rekomendasi pengembangan UMKM dari Bappenas

Discussion about this post

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Siklus Anggaran

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

Presiden Jokowi: APBN-P 2017, Prioritaskan Program Yang Berdampak Langsung Bagi Masyarakat

0

Menkeu: Capai Target Sekaligus Jaga Iklim Bisnis

0

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Recent News

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In