KeuanganNegara.id- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi kebutuhan biodiesel untuk program pencampuran biodiesel pada minyak Solar mencapai 9,6 juta kiloliter (kl) pada 2020. Jumlah kebutuhan bahan bakar nabati berupa Fatty Acid Methyl Ester (FAME) itu tahun depan meningkat 45 persen dibandingkan tahun ini lantaran program B30 mulai berjalan.
Sebagai catatan, tahun ini, kebutuhan biodiesel untuk program B20 ditargetkan sebanyak 6,6 juta kiloliter.
“(Konsumsi) masih susah ditebak, tapi dengan B30 size-nya jadi 9,6 juta kiloliter lah,” ucap Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Andriah Feby Misna.
Selain memerlukan FAME, program B30 juga membutuhkan unsur methanol. Hanya saja, Feby belum bisa memperkirakan jumlah methanol yang dibutuhkan agar B30 bisa berjalan tahun depan.
“Masih didiskusikan (jumlah campuran methanol),” imbuhnya.
Ia menyatakan sebagian kebutuhan methanol akan diimpor karena pasokannya di dalam negeri belum mencukupi. Namun, Feby tak menyebut pasti jumlah yang akan dikirim dari luar negeri.
“Masih (akan impor). Angkanya berapa tidak hafal,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor menyatakan keinginannya untuk mempercepat implementasi jual beli campuran minyak sawit mentah ke solar sebesar 30 persen atau B30 pada bulan depan. Ia menyebut percepatan itu bisa saja dilakukan karena pemerintah sudah melakukan percobaan secara internal. (cnn)
Discussion about this post