Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home

Perkembangan Pesat Tahun Pertama Pusat Logistik Berikat

Keuangan Negara IndonesiabyKeuangan Negara Indonesia
2018-01-02
inHot News
Reading Time: 3min read
AA
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh Abdur Rozid, mahasiswa PKN STAN

Sebagai negara yang memiliki pasar yang besar bagi global serta salah satu dari dua puluh kekuatan ekonomi besar dunia (G20), aktifitas perdagangan indonesia dapat dikatakan cukup besar. Peran logistik nasional sangat berpengaruh dalam kelancaran perdagangan internasional di Indonesia.

Turunnya peringkat Indonesia dalam survei Logistic Performance Indeks (LPI) 2016 (https://lpi.worldbank.org/international/global) perlu mendapatkan perhatian oleh para pemangku kebijakan. Dari 160 negara yang disurvei, Indonesia mendapatkan peringkat ke-63 dengan skor 2,98, mengalami penurunan dibandingkan hasil survei periode sebelumnya di tahun 2014 dimana saat itu Indonesia mendapatkan peringkat ke-53 dengan skor 3,08 (rentang skala 1-5, dengan 5 skala tertinggi). LPI merupakan benchmarking tools yang dikembangkan oleh World Bank yang mengukur kinerja rantai pasok dalam suatu negara dengan dibandingkan dan diperingkat bersama negara-negara lainnya. LPI memberikan gambaran kinerja logistik yang komprehensif mencakup prosedur kepabeanan, biaya logistik, kualitas infrastruktur dalam melacak pengiriman, ketepatan waktu sampai ke tujuan dan kompetensi industri logistik nasional (World Bank, 2007).

Beragam kendala membayangi kondisi logistik nasional, diantaranya biaya logistik yang mencapai 26% ongkos produksi sebuah barang untuk sampai pada ke pengguna akhir. Hal itu menyebabkan panjangnya rantai pasok di dalam negeri dan tidak efisiennya salah satu fungsi pelabuhan sebagai tempat tunggu sebelum barang disalurkan ke sentra-sentra produksi. Akibatnya, pada kurang kompetitifnya dunia industri terutama Industri Kecil dan Menengah (IKM). Padahal data dari Kementerian Perindustrian dan Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2012, IKM memberikan kontribusi kepada GDP sekitar 59,08% (setara Rp4.869 triliun), dan total lapangan kerja sekitar 97,16% (setara 107.657.509 orang).

Baca juga:   Pemerintah Akan Bantu Cicilan KPR Masyarakat Terimbas Corona

IKM juga berkontribusi dalam mendukung kinerja ekspor nasional. Misalnya pada tahun 2011 menyumbang ekspor senilai 16,44% atau setara Rp187.441,82 miliar (The Comcec Trade Working Group, 2013). Ekspor yang dilakukan IKM sebenarnya belum optimal karena masih ada kendala baik internal maupun eksternal seperti ketidakstabilan suplai dan harga bahan bakar, sulit mendapatkan bahan baku, dan terbatasnya akses pasar dan akses melakukan proses ekspor oleh IKM.

Kemudian, pemerintah mengimplementasikan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut yaitu dengan meresmikan Pusat Logistik Berikat (PLB) pada 10 Maret 2016. PLB merupakan tempat penimbunan barang-barang impor yang diperlukan untuk industri dan tempat penimbunan barang-barang ekspor dengan penundaan pembayaran pungutan impor serta penundaan pemenuhan ketentuan pembatasan impor berdasarkan PMK No.272/PMK.04/2015 tentang Pusat Logistik Berikat. Pada saat pertama kali diresmikan terdapat 12 PLB di seluruh Indonesia untuk dijadikan hub logistik nasional dan Asia Pasifik. Satu tahun kemudian, jumlah PLB telah berkembang pesat mencapai 34 PLB. Dengan jenis barang timbun yang berbeda-beda, ekstensifikasi pengguna ini dapat dicatat sebagai respon positif dunia usaha terhadap fasilitas PLB.

Baca juga:   6 Program Jokowi untuk Masyarakat Lapisan Bawah di Tengah Wabah Corona

Secara garis besar, perkembangan pesat PLB pada tahun pertamanya memiliki kontribusi pada penerimaan negara. Pada bulan April 2017, nilai barang yang disimpan di dalam gudang PLB tercatat sebesar Rp1,16 triliun, berasal dari 20 perusahaan supplier internasional, 34 perusahaan distribusi internasional, dan 97 perusahaan distribusi lokal. Rata-rata lead time tercatat 1,8 hari atau jauh lebih cepat daripada impor pada umumnya. PLB juga berkontribusi terhadap penerimaan negara dengan jumlah bea masuk sebesar Rp10,28 miliar, PPh Impor Pasal 22 sebesar Rp27,13 miliar, dan PPN Impor sebesar Rp120,09 miliar.

PLB juga membawa dampak positif bagi industri pergudangan di Indonesia. Menurut data yang dirilis oleh BPS sektor transportasi dan pergudangan naik 0,27% poin dari tahun lalu. Sektor ini berdiri di posisi kedua setelah jasa kemasyarakatan yang naik sebesar 0,42% poin. PLB juga berpengaruh pada penurunan dwelling time yang disebabkan pemindahan beberapa kegiatan pada tahap pre-clearance dan custom clearance di pelabuhan ke PLB. Selain pengaruhnya terhadap dwelling time kebijakan insentif PLB juga memberikan kemudahan dan efisiensi produksi industri nasional.

Baca juga:   Transportasi Berbasis Online: Penurunan Biaya Transaksi dan Proses Destruksi Kreatif

Oleh karena itu, dengan pencapaian yang pesat pada tahun pertamanya, pengetahuan dan pandangan masyarakat Indonesia terkait dengan logistik nasional diharapkan akan berubah menjadi lebih positif dan optimis. Melihat pencapaian pada tahun pertamanya, semua pihak tentunya bisa berharap untuk pengembangan program PLB ini nantinya mampu meningkatkan efisiensi waktu, mengurangi biaya logistik, serta peningkatan SDM yang memahami bidang logistik, memberikan kemudahan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) sehingga kedepannya mampu memajukan perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik.

*) Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja

sumber: kemenkeu.go.id

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
Previous Post

Digitization, Pergeseran Peran Middle-Men dan Penyediaan Lapangan Pekerjaan

Next Post

Mengurai Mitos Indonesia Darurat Utang

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Mengurai Mitos Indonesia Darurat Utang

Discussion about this post

Stay Connected

  • 459 Fans
  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Satuan Kerja

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

‘Roadmap’ E-Commerce Masih Tunggu Aturan Perpajakan Bisnis Start-Up

0
BI Catat Lelang Wakaf Senilai Rp 30,32 Miliar

Ekonomi digital melaju, BI yakin nilai transaksi e-commerce bisa tumbuh 33,2% di 2021

0
BI Catat Lelang Wakaf Senilai Rp 30,32 Miliar

Ekonomi digital melaju, BI yakin nilai transaksi e-commerce bisa tumbuh 33,2% di 2021

2021-01-23
Menlu Retno: G42 Sediakan 10 Juta Dosis Vaksin Corona untuk Indonesia

Erick Thohir Sebut Penetrasi Bank Syariah di RI Kalah Jauh dengan 3 Negara Ini

2021-01-23
Fakultas Kedokteran Unpad Simulasi Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19

Menristek: Industri Vaksin Indonesia Harus Tumbuh Kuat

2021-01-23
Memahami Perbedaan Gaji Honorer dengan PPPK

Masih Ada Peluang Guru Honorer Jadi CPNS

2021-01-23

Recent News

BI Catat Lelang Wakaf Senilai Rp 30,32 Miliar

Ekonomi digital melaju, BI yakin nilai transaksi e-commerce bisa tumbuh 33,2% di 2021

2021-01-23
Menlu Retno: G42 Sediakan 10 Juta Dosis Vaksin Corona untuk Indonesia

Erick Thohir Sebut Penetrasi Bank Syariah di RI Kalah Jauh dengan 3 Negara Ini

2021-01-23
Fakultas Kedokteran Unpad Simulasi Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19

Menristek: Industri Vaksin Indonesia Harus Tumbuh Kuat

2021-01-23
Memahami Perbedaan Gaji Honorer dengan PPPK

Masih Ada Peluang Guru Honorer Jadi CPNS

2021-01-23

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Sign Up

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

true