[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Amerika Serikat (AS) kembali ‘menabuh’ genderang perang dagang dengan negara tetangga. Dikutip dari AFP, Amerika berencana menerapkan tarif atas impor baja dan aluminium asal Brasil dan Argentina.
Presiden AS Donald Trump menyatakan pengenaan tarif dilakukan untuk membalas kebijakan dagang kedua negara yang ia nilai tidak adil bagi negaranya.
“Brasil dan Argentina telah memimpin devaluasi besar-besaran mata uang mereka yang merugikan petani Amerika,” kata Trump.
Tahun lalu, Trump mengumumkan penerapan tarif global 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium. Namun, AS menyetujui pengecualian untuk beberapa negara, termasuk Argentina dan Brasil. Persetujuan ini dilakukan setelah mereka menyetujui kuota impor.
Institut Baja Brasil mengatakan pihaknya bingung dengan keputusan Trump. Keputusan itu pada akhirnya merugikan industri pembuatan baja Amerika yang membutuhkan produk setengah jadi yang diekspor oleh Brasil untuk mengoperasikan pabriknya.
Brasil adalah pemasok baja terbesar kedua ke pasar AS di belakang Kanada. Brazil dan Argentina telah mendapat manfaat dari perang dagang AS dengan China. Kedua negara telah menggantikan ekspor kedelai Amerika dan barang-barang pertanian lainnya ke raksasa Asia.
Brasil telah terhuyung-huyung di ambang resesi tahun ini, dan Argentina kembali terjerat dalam krisis ekonomi. Kedua krisis ini menyebabkan mata uang kedua negara melemah terhadap dolar AS.
Selain itu ancaman dagang ke Brazil dan Argentina, AS pun mengancam akan mengenakan tarif pada barang-barang Perancis sebagai pembalasan atas pajak layanan digital yang dinilai diskriminatif.
Anggur bersoda, yogurt, dan keju Roquefort Perancis berada di daftar barang yang akan dikenakan pajak. Aksi ini dilakukan setelah laporan dari kantor Perwakilan Dagang AS menemukan perusahaan teknologi AS dikenakan pajak digital.
Pengumuman itu datang hanya beberapa jam sebelum Presiden Donald Trump akan bertemu Presiden Perancis Emmanuel Macron di sela-sela KTT NATO di London pada hari Selasa.
Pajak Prancis yang diberlakukan awal tahun ini mengenakan retribusi tiga persen pada pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan teknologi AS di Prancis.
Pajak tersebut mempengaruhi perusahaan dengan pendapatan global global minimal US$830 juta pada aktivitas digital mereka.(cnn)
Discussion about this post