KeuanganNegara.id– Harga minyak melonjak 4 persen pada Selasa (13/8). Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent naik 4,7 persen menjadi US$61,3 per barel dan minyak AS West Texas Intermediate (WTI) menguat 4 persen ke area US$57,1 per barel.
Penguatan harga minyak ditopang oleh keputusan Amerika Serikat (AS) yang menunda pemberlakuan tarif tambahan 10 persen untuk barang impor senilai US$300 miliar dari China. Beberapa di antaranya, seperti laptop, ponsel, alas kaki, dan pakaian tertentu.
“Perang dagang AS dengan China telah berdampak negatif pada permintaan minyak dunia. Sekarang ada ada prospek permintaan yang lebih positif,” ujar John Kilduff, di Again Capital Management, dikutip Rabu (14/8).
Diketahui, kenaikan harga minyak khususnya Brent kali ini adalah yang terbesar untuk perdagangan harian. Jika diakumulasi harga minyak belakangan terakhir melemah setelah American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak AS naik pekan lalu.
Persediaan minyak mentah meningkat 3,7 juta barel menjadi 443 juta. Angka itu berbanding terbalik dengan ekspektasi analis yang menurun 2,8 juta barel.
Kementerian Perdagangan China sebelumnya menyatakan akan berbicara lebih lanjut dengan AS mengenai perang dagang dalam dua pekan ke depan. Hal ini otomotis menjadi sentimen lanjutan untuk harga minyak dunia.
“Ada kemungkinan bahwa AS dan China dapat berdiskusi kembali sesuai jalurnya, ini meningkatkan harapan bahwa mereka mungkin akan bersepakat (mengenai keputusan perang dagang. Itulah mengapa kami melihat harga minyak akan bangkit,” pungkas Analis Price Futures Group Phil Flynn. (cnn)
Discussion about this post