KeuanganNegara.id- Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A. Chaves bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan untuk menindaklanjuti laporan Bank Dunia kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu termasuk soal tak ada satupun dari 33 perusahaan China yang merelokasi pabriknya ke Indonesia.
“Kami bertemu untuk menindaklanjuti sejumlah masalah terkait kepentingan bersama, termasuk ekonomi global,” ujar Chaves usai bertemu Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Senin (9/9).
Chaves membeberkan memang terdapat 33 perusahaan terbuka asal China yang memutuskan untuk pindah dari negeri tersebut. Namun tak ada satupun dari perusahaan yang memilih Indonesia sebagai tempat untuk berinvestasi. Perusahaan yang terdaftar di bursa saham China itu justru lebih memilih merelokasi pabriknya ke Vietnam, Thailand, bahkan Meksiko.
“Tentu saja presiden (Jokowi) ingin melihat banyak investasi di negara ini (Indonesia) yang akan menciptakan lapangan kerja bagi orang Indonesia,” ungkap Chaves.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluh tidak ada satu pun perusahaan China yang mau relokasi dari Negeri Tirai Bambu ke Indonesia dalam dua bulan terakhir. Menurut dia, perizinan yang berbelit-belit membuat investor enggan memindahkan basis produksinya ke Indonesia.Menurut dia, kealpaan Indonesia masuk dalam rantai global itu berarti tak ada investasi yang mengalir, tak ada aktivitas produksi untuk nilai tambah, hingga akhirnya berpengaruh pada kondisi lapangan kerja yang minim.
“Jadi, ini sangat penting untuk menambah nilai agar pekerja diupah dengan baik, ada lebih banyak pekerjaan. Saya pikir mereka terkait dengan ekonomi global saat ini,” tuturnya.
Terkait rekomendasi, Chaves juga mengungkapkan presiden Jokowi berharap para menteri Kabinet Kerja memiliki solusi masing-masing untuk menangani persoalan tersebut berdasarkan lini kerjanya. Para menteri juga diharapkan berdiskusi untuk menemukan jalan keluar.
Jokowi mengaku mendapat informasi tersebut dari laporan kantor perwakilan Bank Dunia di Indonesia. Laporan itu menyebut ada 33 perusahaan yang keluar dari China sekitar dua bulan lalu.
Secara rinci disebutkan, sebanyak 23 perusahaan memilih pindah ke Vietnam dan mendirikan bisnis di sana. Sisanya, 10 perusahaan pindah ke Malaysia, Kamboja, dan Thailand. Sayangnya, tak ada satupun yang mau bergeser ke Indonesia.
“Tidak ada yang ke Indonesia, tolong ini digarisbawahi. Hati-hati, berarti kita punya persoalan yang harus kita selesaikan,” tutur Jokowi kala membuka rapat terbatas mengenai perkembangan ekonomi global di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/9).
Discussion about this post