BI Proyeksi Pemulihan Ekonomi Dunia Bakal Lebih Lama

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]

KeuanganNegara.id -Bank Indonesia (BI) menyatakan kontraksi perekonomian global berlanjut dan pemulihan ekonomi dunia akan lebih lama dari prakiraan sebelumnya. Kondisi tersebut didorong oleh peningkatan kembali penyebaran covid-19 di beberapa negara serta mobilitas pelaku ekonomi yang belum kembali normal sejalan penerapan protokol kesehatan.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan perkembangan ini menyebabkan efektivitas berbagai stimulus kebijakan yang ditempuh dalam mendorong pemulihan ekonomi di banyak negara menjadi terbatas.

“Sejalan dengan permintaan global yang lebih lemah tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga lebih rendah dari perkiraan semula dan menurunkan tekanan inflasi global,” ujar Onny dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia.

Selain itu, lanjutnya, ketidakpastian pasar keuangan global juga meningkat didorong oleh lambatnya pemulihan ekonomi global serta kembali meningkatnya tensi geopolitik Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 diperkirakan mengalami kontraksi, dengan level terendah pada Mei 2020. Perkembangan ini dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi domestik pada April-Mei 2020 sejalan dengan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran pandemi covid-19.

Namun perkembangan terkini Juni 2020 menunjukkan perekonomian mulai membaik seiring relaksasi PSBB, meskipun belum kembali kepada level sebelum pandemi covid-19. Perkembangan tersebut disertai dengan ketahanan eksternal perekonomian yang tetap baik, inflasi yang rendah, serta stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran yang tetap terjaga.

Untuk mendorong pemulihan ekonomi, bank sentral menurunkan suku bunga kebijakan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen.

Bank Indonesia juga memperkuat kebijakan suku bunga dengan empat langkah bauran kebijakan. Pertama, melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai nilai fundamental dan mekanisme pasar.

Kedua, memperkuat sinergi ekspansi moneter dengan akselerasi stimulus fiskal pemerintah melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar perdana secara terukur serta berbagi beban dengan pemerintah untuk mempercepat pemulihan UMKM dan korporasi. Ketiga, memperkuat koordinasi langkah-langkah kebijakan dengan pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Keempat, mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk percepatan implementasi ekonomi dan keuangan digital sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi,” tutup Onny.

 

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Discussion about this post

Stay Connected

Recent News

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.