[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah berada di level Rp13.998 per dolar AS pada Kamis (7/11) sore. Posisi tersebut menguat 24 poin atau 0,18 persen dibandingkan perdagangan Rabu (6/11) lalu yang di Rp14.022 per dolar AS.
Kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.044 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi Rabu, yakni Rp13.992 per dolar AS. Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS.
Peso Filipina dan yuan China menguat dengan nilai masing-masing sebesar 0,13 persen, dolar Singapura yang menguat 0,10 persen, dan ringgi Malaysia menguat 0,07 persen. Selanjutnya, Rupee India terpantau menguat 0,07 persen, yen Jepang juga menguat 0,03 persen, dolar Hong Kong 0,03 persen, serta lira Turki 0,02 persen.
Pelemahan terjadi pada baht Thailand dan won Korea dengan masing-masing nilai sebesar 0,13 dan 0,17 persen terhadap dolar AS.
Dari sisi domestik, Ibrahim mengatakan cadangan devisa Oktober 2019 yang naik menjadi US$126,7 miliar dari bulan sebelumnya US$124,3 miliar, juga memberikan sentimen positif terhadap penguatan rupiah.Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Tercatat poundsterling Inggris menguat 0,06 persen, dolar Australia juga menguat 0,11 persen, serta euro dan dolar Kanada yang juga masing-masing menguat sebesar 0,08 dan 0,05 persen terhadap dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah terjadi akibat sentimen perkembangan negosiasi Dagang antara AS-China setelah kedua pihak menyetujui pembatalan tarif impor.
“Pasar terus mengamati perkembangan dalam negosiasi perdagangan AS-China. China mengindikasikan siap untuk merundingkan berapa tarif yang harus dibatalkan,” kata Ibrahim.
Sementara itu, pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk menandatangani kesepakatan perdagangan sementara masih ditunda hingga Desember.
“Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang tetap baik,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan kembali menguat, Jumat (7/11) besok. Ia memperkirakan penguatan akan berada di kisaran Rp13.970- Rp14.030 per dolar AS. (cnn)
Discussion about this post