[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan realisasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2019 sebesar Rp 353 triliun. Angka itu setara dengan 2,20 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat defisit sebesar Rp 279,7 triliun atau 1,89 persen terhadap PDB. Bahkan realisasi ini juga meleset dari pagu awal APBN 2019.
“Realisasi ini memang lebih besar dari target awal yang defisit Rp 296 triliun, naik dari target 1,84 persen terhadap PDB jadi 2,2 persen terhadap PDB,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (7/1).
Menurut Sri Mulyani, defisit APBN hingga akhir 2019 tersebut disebabkan realisasi penerimaan negara yang lebih rendah dibandingkan belanja negara. Sri Mulyani mengklaim penerimaan negara tahun ini tertekan imbas dari ekonomi global yang mengalami pelemahan.
Sedangkan realisasi belanja negara tercatat mencapai Rp 2.310,2 triliun atau mencapai 93,9 persen dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp 2.461,1 triliun. Realisasi ini tumbuh sebesar 4,4 persen dibandingkan realisasi pada tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 2.213,1 triliun.
Untuk realisasi pembiayaan anggaran sepanjang 2019 tercatat sebesar Rp 399,5 triliun atau mencapai 134,9 persen dari pagu APBN 2019 sebesar Rp 296 triliun. Pembiayaan ini lebih tinggi 30,7 persen dari tahun 2018 sebesar Rp 305,7 triliun. Selain itu, keseimbangan primer hingga akhir 2019 juga tercatat defisit sebesar Rp 77,5 triliun. Angka ini naik dari realisasi periode sama di tahun sebelumnya yang mengalami defisit sebesar Rp 11,5 triliun. (msn)
Discussion about this post