KeuanganNegara.id- Karyawan PT Sriwijaya Air mengaku resah dengan kondisi keuangan perusahaan pasca perombakan direksi oleh pemegang saham beberapa waktu lalu. Masalahnya, perubahan jajaran direksi ini mempengaruhi kelanjutan kerja sama manajemen (KSM) dengan PT Citilink Indonesia, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
VP Human Capital Sriwijaya Air Agus Setiawan mengatakan KSM Sriwijaya Air dengan Citilink Indonesia sejatinya telah membawa angin segar bagi segenap karyawan Sriwijaya Air. Gaji karyawan Sriwijaya Air langsung naik setelah perusahaan meneken kerja sama dengan Citilink Indonesia.
“Saya bisa pastikan karyawan senang, Sriwijaya Air ini gaji dua tahun tidak naik, 2017 dan 2018. Begitu perusahaan diambil alih versi KSM kami langsung ada penyesuaian gaji dua kali,” ucap Agus di Tangerang.
Selain itu, perhitungan gaji karyawan Sriwijaya Air juga diklaim lebih rapi dibandingkan sebelumnya. Selain itu, asuransi kesehatan yang diberikan tak lagi bersifat pengembalian (reimburse), melainkan menggunakan kartu.
“Lalu juga asuransinya menggunakan keluarga, kalau dulu hanya pejabat struktural yang dapat. Kalau sekarang semua karyawan tetap dapat,” katanya.
Selain itu, karyawan juga diberikan tunjangan tengah tahun atau setara dengan satu bulan gaji pasca kerja sama dengan Citilink Indonesia. Makanya, sambung Agus, karyawan berharap KSM dengan anak usaha perusahaan penerbangan pelat merah itu tak kandas di tengah jalan.
“Karyawan jadi menghormati KSM ini, kami ini dimanusiakan, dianggap aset,” imbuh Agus.
Sementara, direksi yang dirombak beberapa waktu lalu adalah tiga perwakilan dari Garuda Indonesia yang ditempatkan di Sriwijaya Air untuk membantu permasalahan keuangan perusahaan. Mereka adalah Joseph Andriaan Saul sebagai Direktur Utama, Harkandri M. Dahler yang menjabat Direktur Sumber Daya Manusia dan Layanan, dan Joseph K. Tendean selaku Direktur Komersial. (cnn)
Discussion about this post