[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.022 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Rabu (6/11) sore. Posisi tersebut melemah 38 poin atau 0,38 persen dibandingkan perdagangan Selasa (5/11) kemarin yang di Rp13.984 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.993 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi Selasa, yang di Rp14.031 per dolar AS. Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS.
Tercatat, yuan China menguat 0,17 persen, yen Jepang juga menguat sebesar 0,12 persen, begitu juga dolar Singapura dan dolar Hong Kong yang masing-masing menguat tipis sebesar 0,01 dan 0,02 persen. Selanjutnya, negara yang mengalami penurunan nilai adalah Peso Filipina yang terpantau melemah 0,47 persen, rupee India juga melemah 0,36 persen, serta ringgit Malaysia melemah 0,19 persen.
Sementara itu, hanya won Korea berada di posisi stagnan terhadap dolar AS. Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Tercatat poundsterling Inggris menguat 0,03 persen, dolar Australia menguat
0,10 persen, serta euro yang menguat sebesar 0,09 persen.
Ibrahim menyebut pasar yakin dalam melihat pertumbuhan ekonomi kuartal III. Pertumbuhan tersebut membuat mereka yakin pemerintah terus berupaya menjaga ekonomi dalam negeri..Hanya dolar Kanada yang terpantau melemah tipis sebesar 0,01 persen terhadap dolar AS. Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan dipicu faktor disebabkan oleh faktor teknis.
“Karena kemarin sudah terlalu cepat penguatannya, wajar kalau hari ini rupiah melemah. Pelemahan akibat technical rebound,” kata Ibrahim .
Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah hari ini masih tertahan oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 yang masih bisa mencapai level 5,02 persen. Pertumbuhan tersebut masih sesuai dengan ekspektasi pasar.
Dari sisi eksternal, Ibrahim menilai pergerakan rupiah masih dipengaruhi perkembangan perundingan dagang antara AS-China. Kedua negara masih berupaya mewujudkan kesepakatan damai dagang fase I.
“Pasar menantikan kepastian kapan perjanjian damai dagang fase I akan diteken,” tuturnya.
Lebih Lanjut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan kembali melemah Kamis (6/11) di kisaran Rp14 ribu hingga Rp14.050 per dolar AS. (cnn)
Discussion about this post