KeuanganNegara.id- Harga minyak dunia merosot pada Jumat (23/8). Balasan China yang mengenakan tarif US$75 miliar terhadap barang-barang Amerika Serikat(AS) menjadi penyebab utama jatuhnya harga komoditas itu. Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent terkoreksi 1 persen menjadi US$59,34 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) anjlok 2,1 persen menjadi US$54,17 per barel.
Selama sepekan terakhir, harga minyak Brent sebenarnya meningkat 1,2 persen. Namun, WTI turun 1,3 persen.
Kementerian Perdagangan China mengatakan bakal menerapkan tarif tambahan sebesar 5 persen atau 10 persen untuk 5.078 produk asal AS. Beberapa produknya, seperti minyak mentah, kedelai, dan pesawat kecil. Pernyataan itu sekaligus memberikan petunjuk bagi investor terkait kebijakan moneter The Fed selanjutnya, khususnya peluang penurunan suku bunga acuan ke depan.
Tak terima, Presiden AS Donald Trump merespons dengan memerintahkan perusahaan di Negeri Paman Sam untuk menutup operasional bisnisnya di China dan membuat produk di AS.
“Kami melihat kebuntuan pada perdagangan AS-China sebagai penyebab pelemahan utama dan situasi itu akan berdampak pada permintaan minyak tahun ini,” ucap Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch.
Sementara itu, investor juga fokus pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada simposium ekonomi tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
Powell menyatakan ekonomi AS sebenarnya berada di tempat yang menguntungkan dan The Fed akan bertindak sesuai untuk menjaga ekonomi AS.
Presiden The Fed St Loius James Bullard mengatakan para pembuat kebijakan akan berdebat kuat mengenai pemangkasan suku bunga acuan AS pada pertemuan selanjutnya, yakni September 2019 mendatang. (cnn)
Discussion about this post