[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Harga minyak mentah dunia terus tertekan pada perdagangan Senin (21/10). Sentimen perlambatan ekonomi global masih menghantui pergerakan harga komoditas tersebut sehingga menekan harganya.
Mengutip Antara, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi US$0,47 menjadi US$53,31 per barel dan Brent melemah US$0,46 ke level US$58,96 per barel.
Ini artinya, harga minyak sudah tertekan dalam dua hari berturut-turut. Pada Jumat (18/10), harga minyak WTI turun US$0,15 menjadi US$53,78 per barel dan Brent merosot US$0,49 ke level US$59,42 per barel.
Investor semakin khawatir ekonomi dunia kian memburuk. Jika perekonomian semakin melambat, otomatis permintaan minyak global juga ikut surut dan harganya terus melorot.
“Kekhawatiran tentang permintaan memang kembali meningkat,” ungkap Analis Energi di Commerzbank Research Carsten Fritsch, dikutip dari Antara Selasa (21/10).
Ia berpendapat sentimen negatif untuk minyak dunia belum akan berakhir sampai ada solusi bagi Amerika Serikat (AS) dan China untuk mengakhiri perang dagang. Diketahui, perang dagang AS dengan China sudah dimulai sejak 2018 lalu.
Sebelumnya, pemimpin negosiasi perdagangan Negeri Tirai Bambu yang juga wakil perdana menteri China Lie He menyatakan Beijing dan Washington telah membuat kemajuan penting dalam perundingan dagang yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Kemajuan dicapai dalam negosiasi dua negara yang berakhir 11 Oktober lalu. China berjanji akan meningkatkan pembelian produk pertanian dari Negeri Paman Sam.
Selain itu, China juga berkomitmen perihal perlindungan kekayaan intelektual. “Poinnya, China dan AS telah membuat kemajuan penting dalam banyak aspek. Kesepakatan tersebut akan menjadi dasar dalam perundingan fase pertama. China ingin bekerja sama dengan AS untuk menyelesaikan semua masalah yang menjadi perhatian berdasar persamaan dan rasa saling menghormati,” katanya. (cnn)
Discussion about this post