KeuanganNegara.id– Deputi Gubernur Bank Indonesia (Deputi Gubernur BI), Dody Budi Waluyo mengatakan bahwa sektor manufaktur sangat strategis untuk mendorong ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan sehingga Indonesia dapat terlepas dari middle income trap.
Hal tersebut dikatakannya dalam seminar internasional bertema “Structural Transformation through Manufacturing Sector Development for High and Sustainable Economic Growth” bersama Bank Indonesia (BI), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), dan Kementerian Perindustrian pada Senin, (12/08) di Jakarta seperti dikutip dari situs BI.
Dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mendukung sektor manufaktur tersebut, Kepala Pusat (Kapus) Kebijakan Negara Badan Kebijakan Fiskal (PKPN BKF), Rofyanto Kurniawan menyampaikan bahwa dalam mendukung peningkatan ekspor, investasi, dan daya saing industri, pemerintah memberikan insentif fiskal dan skema inisiatif pajak bagi industri yang mendukung pendidikan vokasi serta penelitian dan pengembangan.
Raden Edi Prio Pambudi dari Kemenko Perekonomian menyampaikan perlunya sinergi dan sinkronisasi antar pemangku kebijakan dalam menyusun strategi kebijakan penguatan industri manufaktur melalui picking the winner sektor prioritas, perbaikan iklim investasi, pembangunan infrastruktur dan konektivitas, serta perbaikan SDM.
Doddy Rahadi dari Kementerian Perindustrian menekankan strategi “Making Indonesia 4.0” dengan meningkatan produktivitas dan daya saing pada 5 (lima) industri prioritas, yakni industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri elektronik, industri kimia, serta industri tekstil dan produk tekstil. (kemenkeu)
Discussion about this post