[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id- Nilai tukar rupiah bertengger di posisi Rp14.138 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Jumat (11/10) sore. Posisi ini menguat 0,09 persen dibanding penutupan pada Kamis (10/10) yakni Rp14.150 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.139 per dolar AS atau menguat dibanding kemarin yakni Rp14.157 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di rentang Rp14.126,5 per dolar AS hingga Rp14.150,5 per dolar AS.
Sore hari ini, mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Won Korea menguat 0,61 persen, dolar Taiwan 0,46 persen, yuan China 0,28 persen, dan bath Thailand 0,22 persen.
Penguatan juga terjadi pada peso Filipina sebesar 0,2 persen, dolar Singapura 0,12 persen, ringgit Malaysia 0,1 persen, dan rupee India 0,07 persen.
Kurs yen Jepang dan dolar Hong Kong relatif stagnan. Namun, lira Turki tertekan cukup dalam sebesar 0,48 persen.
Di negara maju, mayoritas mata uang menguat terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris menguat 0,63 persen, dolar Australia terkerek 0,45 persen, dan kurs euro naik 0,11 persen.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah dipengaruhi oleh meningginya harapan negosiasi dagang AS-China.
Selain itu, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh terjadinya kesepakatan sebelum keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Kesepakatan itu diperlukan agar perekonomian keduanya tidak berantakan pasca Brexit.
“Ini mendorong pasar masuk ke aset berisiko termasuk rupiah,” ujar Ariston
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan penguatan rupiah hari ini adalah dampak dari akhir perbincangan perdagangan antara AS dan China.
Selain itu, pernyataan Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar terkait kesepakatan Brexit yang dapat diselesaikan pada akhir Oktober juga mempengaruhi pelaku pasar. Hal ini memungkinkan Inggris meninggalkan Uni Eropa dengan kesepakatan, setelah pertemuan yang sangat positif dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
“Irlandia adalah faktor utama dalam kebuntuanBrexit yang berkepanjangan,”tuturnya.
Sementara dari sisi domestik, Bank Indonesia (BI) terus melakukan pelonggaran dengan cara menurunkan suku bunga acuan. Bank sentral merasa optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh di atas 5 persen yaitu antara 5,03 persen hingga 5,08 persen.
Di sisi lain, Ibrahim berpendapat terjadinya percobaan pembunuhan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto di Pandeglang Banten merupakan batu sandungan bagi pemerintah.
Menurutnya, hal itu membuat pelaku pasar kembali pesimistis terhadap keamanan di Indonesia dan akan berdampak terhadap iklim investasi yang kemungkinan akan sedikit tersendat.
Terlebih, peristiwa tersebut terjadi mendekati waktu pelantikan presiden dan wakil presiden tanggal 20 Oktober 2019. (cnn)
Discussion about this post