[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Posisi keseimbangan primer (-2,6) triliun dibanding Maret tahun lalu (-32,5) triliun, jauh lebih kecil dari tahun lalu. Namun Menkeu menjelaskan, ini belum menunjukkan indikasi keseluruhan tahun.
Hal ini dijelaskan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat memaparkan kinerja APBN bulan Maret 2020 dalam konpres APBN KiTa (APBN Kinerja dan Fakta) di Jakarta secara virtual.
Ia melanjutkan, belanja negara hanya tumbuh 0,1% di bulan Maret 2020. Belanja Pemerintah Pusat tumbuh 6,6% yang terdiri dari belanja Kementerian /Lembaga (K/L) sebesar Rp143 triliun atau tumbuh 11% dan belanja non K/L sebesar Rp134,9 triliun atau tumbuh 2,2%. Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa angka pertumbuhan belanja K/L sebesar 11% masih tidak jauh berbeda dengan tahun lalu.
“Belanja negara hanya tumbuh 0,1%. Ini disebabkan beberapa hal. Dari belanja K/L terjadi kenaikan cukup tajam yaitu 11% namun tidak banyak berbeda dengan tahun lalu. Belanja tahun lalu, Maret tumbuh 24,8% untuk K/L. Untuk belanja non K/L tumbuh hanya 2,2%. Artinya Maret ini sudah membelanjakan Rp143 triliun untuk K/L dan Rp134,9 triliun untuk non K/L. Dua-duanya tumbuh positif 11% dan 2,2%. Dengan demikian, belanja pemerintah pusat tumbuh 6,6%,” papar Menkeu.
Belanja ke daerah terjadi kontraksi Rp174,5 triliun lebih kecil dari tahun lalu Rp 191,3 triliun atau kontraksi 8,8% dari angka tahun lalu.
Transfer ke daerah kontraksi 7,7% dan Dana Desa kontraksi 28,6%. Hal ini disebabkan ada beberapa daerah yang belum menyelesaikan APBD yang menghambat pencairan. (Kemenkeu)
Discussion about this post