[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Bank SentralKorea Selatan telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara mereka dari 2,2 persen menjadi 2 persen untuk tahun 2019. Angka tersebut menjadi yang terendah sejak 2009 atau ketika Korsel hanya tumbuh 0,8 persen.
Tak hanya untuk 2019, mereka juga memangkas proyeksi pertumbuhan untuk 2020.
Gubernur Bank Sentral Korea Selatan Lee Ju-yeol mengatakan kemungkinan besar ekonomi Korea Selatan hanya akan mencapai 2,3 persen pada 2020 mendatang.
Proyeksi tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang 2,5 persen.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan tersebut dilakukan terkait perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tidak kunjung usai. Perang dagang mereka ramalkan akan memukul ekonomi Korea Selatan.
Maklum, ekonomi Negeri Gingseng tersebut selama ini memang bergantung pada perdagangan internasional. Ketika perdagangan bermasalah, ekonomi mereka secara otomatis akan ikut limbung.
Selain perang dagang, pemangkasan juga dilakukan terkait perselisihan Korea Selatan dengan Jepang. Perselisihan antara Korsel dengan Jepang dipengaruhi oleh penjajahan Jepang terhadap Korsel pada paruh pertama abad ke-20.
Sejauh ini bank sentral masih mempertahankan suku bunga utamanya di level 1,25 persen agar ekonomi bisa tetap tumbuh. Level suku bunga utama tersebut merupakan yang terendah dalam sejarah Korsel. (cnn)
Discussion about this post