[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan ada dua investor yang berminat membeli PT Bank Permata Tbk (BNLI). Mereka adalah Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dan satu investor lainnya berasal dari Thailand.
Untuk Sumitomo, saat ini proses penawaran masih berlangsung antara SMBC dengan pemegang saham Bank Permata.
“(Bank) lokal tidak ada. SMBC sama mana ya kemarin itu, ada dari negara Bangkok. SMBC ya yang serius,” tutur Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo.
Ia tak menyebut secara detail identitas investor asal Bangkok yang dimaksud. Hal yang pasti, calon investor itu melakukan penawaran dengan dua pemegang saham terbesar Bank Permata, yaitu PT Astra International Tbk dan Standard Chartered Bank (Stanchart).
Diketahui, Astra International dan Stanchart sama-sama menjadi pemegang saham terbesar Bank Permata. Masing-masing pihak menggenggam 44,56 persen saham Bank Permata.
Lebih lanjut Edy menjelaskan OJK memberikan syarat khusus kepada calon investor, yakni mendorong sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pasalnya, hal itu menjadi penyokong ekonomi dalam negeri.
“Perekonomian Indonesia kan didorong oleh UMKM, jadi perlu juga komitmen investor untuk itu,” kata Edy.
Sebelumnya, pihak Bank Permata terus bungkam soal rencana pelepasan saham dari Stanchart dan Astra International. Kabar divestasi ini berhembus sejak 2015 saat kinerja bank tersebut mulai menurun.
Penurunan kinerja Bank Permata mulai terlihat sejak 2015. Kala itu, laba perseroan anjlok 84 persen dari 1,59 triliun tahun sebelumnya menjadi Rp247 miliar. Pada 2016, Bank Permata bahkan mencatatkan rugi mencapai Rp6,48 triliun.
Sementara, kinerja Bank Permata saat ini sudah lebih baik. Perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun atau melesat 121 persen.(cnn)
Discussion about this post