[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-PT Krakatau Steal (Persero) membukukan kerugian sebesar US$211,91 juta atau setara dengan Rp2,97 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.000) pada kuartal III 2019. Kerugian perseroan tersebut membengkak 467 persen dari periode sama tahun lalu.
Pasalnya, tahun lalu Krakatau Steel tercatat hanya membukukan kerugian sebesar US$37,38 juta atau setara dengan Rp523 miliar.
Peningkatan kerugian tersebut dipicu oleh penurunan pendapatan. Tercatat, Emiten dengan kode KRAS ini hanya berhasil membukukan pendapatan US$1,05 miliar atau setara dengan Rp14,7 triliun pada kuartal III kemarin.
Jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, pendapatan tersebut turun 17,5 persen. Pasalnya, mereka masih berhasil membukukan pendapatan sebesar US$1,27 miliar atau setara dengan Rp17,9 triliun pada periode tersebut.
Dalam keterbukaan yang mereka sampaikan ke Bursa Efek Indonesia, perusahaan menyebut penurunan pendapatan dipicu oleh penjualan produk baja lokal. Tercatat penjualan baja lokal hanya mencapai US$776 pada kuartal III 2019 kemarin.
Penjualan tersebut turun 28,8 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang masih bisa mencapai US$1,09 miliar. Beruntung, tekanan terhadap penjualan tersebut tertahan oleh kinerja ekspor baja.
Tercatat, penjualan baja ke luar negeri KRAS berhasil mencapai US$90,9 ribu pada kuartal III kemarin. Penjualan tersebut naik 172,9 persen menjadi US$33,3 ribu. Selain tertolong oleh ekspor, tekanan juga terahan oleh pendapatan real estate dan perhotelan.
Pendapatan dua lini bisnis KRAS tersebut naik dari US$12,8 ribu menjadi US$29,4 ribu. (cnn)
Discussion about this post