KeuanganNegara.id– Harga minyak kembali bangkit (rebound) dengan penguatan lebih dari 2 persen pada perdagangan Kamis (9/8). Hal ini dipicu oleh stabilnya kurs yuan setelah melemah selama sepekan akibat ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Mengutip Reuters, harga minyak Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) naik 2,8 persen menjadi US$52,54 per barel dan minyak berjangka Brent menguat 2,1 persen ke level US$57,38 per barel.
Penguatan terjadi setelah harga minyak jatuh hampir 5 persen sejak Januari 2019 lalu. Saat itu data menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS meningkat setelah hampir dua bulan terjadi penurunan.
Kurs yuan berbalik arah menguat terhadap dolar AS dan ekspor China tercatat tumbuh 3,3 persen pada Juli 2019 dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Bangkitnya harga minyak hari ini merupakan kondisi normal setelah terjadi jenuh jual (oversold) jangka pendek,” ungkap Analis Pasar Senior Edward Moya, dikutip Jumat (9/8).
Sejumlah trader dan analis mengatakan pihak dari Arab Saudi telah memanggil sejumlah produsen minyak lain untuk membahas mengenai penurunan harga minyak beberapa waktu terakhir. Upaya itu memberikan sentimen positif ke pasar.
“Arab Saudi seperti memberikan sinyal untuk menstabilkan harga minyak,” kata Edward.
Akhir-akhir ini, pasar khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat karena perang dagang AS-China yang tak kunjung selesai. Maklum, dua negara ini dianggap sebagai kunci dari perdagangan global, termasuk minyak. (cnn)
Discussion about this post