[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan membuka peluang kemitraan lain untuk proyek pengembangan kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) Refinery Unit IV (RU IV) Cilacap, selain Saudi Aramco. Peluang tersebut menjadi pilihan apabila tidak ada kesepakatan terkait valuasi aset kilang.
Saat ini, PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco belum kunjung menemukan kesepakatan valuasi aset kilang tersebut.
“Kami sedang valuasi, selisihnya masih ada US$1,5 miliar. Kami bagaimana, kalau betul tetap segitu tentu kami lihat pilihan lain,” katanya, Senin (11/11).
Pernyataan serupa pernah disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Bahkan, Erick memberikan tenggat waktu kepastian kerja sama tersebut hingga Desember 2019.
Erick bilang jika skenario terburuk terjadi, yaitu tidak tercapai kata sepakat antara dua pihak, maka pemerintah akan mencari alternatif lain. Termasuk, lanjutnya, mencari mitra baru.
“Tetapi kami usahakan yang sudah disepakati oleh kedua negara,” ujarnya belum lama ini.
Selain kepastian kilang Cilacap, Luhut juga meminta Pertamina mempercepat pembangunan mega proyek kilang lainnya. Perusahaan minyak negara itu, tercatat memiliki enam proyek kilang yang tengah dibangun, yakni empat proyek pengembangan atau RDMP dan dua proyek baru atau Grass Root Refinery (GRR).
Luhut bilang pemerintah akan mengevaluasi perkembangan tiap kilang.
“Sekarang kami evaluasi satu-satu, tadi kami identifikasi. Minggu depan Pertamina akan lapor sama saya lagi, bagaimana time table (jadwalnya),” katanya. (cnn)
Discussion about this post