[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsirumah tangga pada kuartal III 2019 sebesar 5,01 persen. Realisasi itu melambat dibandingkan dengan kuartal II 2019 yang masih bisa mencapai 5,17 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan perlambatan itu terjadi lantaran tidak ada momen Ramadan dan liburan anak sekolah seperti kuartal II 2019. Dengan demikian, masyarakat sedikit mengerem belanjanya tiga bulan terakhir.
“Konsumsi rumah tangga lebih lambat dibandingkan dengan kuartal II yang sebesar 5,17 persen karena ada Ramadan, Lebaran, dan liburan,” ucap Suhariyanto.
Kendati melambat jika dibandingkan dengan kuartal II 2019, tapi konsumsi tersebut naik tipis bila dibandingkan dengan kuartal III 2018 yang hanya sebesar 5 persen. Penyumbang terbesar konsumsi rumah tangga, yakni kesehatan dan pendidikan sebesar 7,34 persen.
Kemudian, konsumsi di sektor restoran dan hotel tumbuh sebesar 5,74 persen, perumahan dan perlengkapan rumah tangga sebesar 4,55 persen, transportasi dan komunikasi 4,35 persen, makanan dan minuman selain restoran sebesar 5,18 persen, serta pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya sebesar 3,99 persen.
Suhariyanto menyatakan konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri sebesar 56,52 persen. Di samping itu, konsumsi pemerintah hanya meningkat 0,98 persen sepanjang kuartal III 2019.
Realisasi tersebut jauh melambat dibandingkan dengan kuartal II 2019 yang mencapai 8,25 persen dan kuartal III 2018 sebesar 6,27 persen. Suhariyanto menjabarkan konsumsi kolektif naik 1,58 persen pada kuartal III 2019, melambat dari kuartal II 2019 yang sebesar 12,88 persen dan kuartal III 2018 sebesar 5,13 persen.
Begitu juga dengan konsumsi individu yang hanya tercatat 0,07 persen, sedangkan kuartal II 2019 menyentuh 1,3 persen dan kuartal III tahun lalu 8,07 persen.
“Realisasi belanja barang dan jasa serta belanja bantuan sosial turun dibandingkan kuartal III 2018,” ucap Suhariyanto.
Menurutnya, penurunan bantuan sosial untuk konsumsi individu disebabkan oleh penurunan belanja penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan sosial. Kemudian, realisasi belanja barang dan jasa turun sejalan dengan berkurangnya belanja nonoperasional dan belanja jasa.
Sebagai catatan, ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019 tercatat naik 5,02 persen atau melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 5,05 dan kuarta III tahun lalu sebesar 5,17 persen. (cnn)
Discussion about this post