[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah Ratna Kawuri mengatakan 59 investor China siap merelokasi pabrik ke provinsi tersebut.
Hal itu disampaikan Ratna dalam acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2019 ke-15. Sektor yang diunggulkan dalam tawaran investasi itu adalah manufaktur dan pariwisata.
Diketahui, sekitar 59 investor dan pengusaha asal China berasal dari sektor industri kayu dan furnitur. “Rencananya pengusaha tersebut akan melakukan relokasi industri ke Jawa Tengah,” ujar Ratna dalam acara tersebut.
Dia menuturkan ada 33 minat investasi yang tersebar di 18 kabupaten/kota dengan nilai Rp25,2 triliun.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sambutannya mengatakan target investasi Jawa Tengah tahun ini sebesar Rp47,42 triliun. “Kami optimistis mampu memenuhi target tersebut, karena kami punya daya saing dalam hal potensi, dukungan infrastruktur, tenaga kerja, dan sekaligus punya komitmen kuat untuk mendorong peningkatan investasi melalui kebijakan pro-investasi,” paparnya.
Diketahui, total investasi yang masuk pada periode 2015 hingga triwulan II 2019, baik PMA dan PMDN mencapai Rp211,19 triliun. Ini terdiri dari investasi PMA sebesar Rp 110,85 triliun dengan 4.964 proyek yang menyerap 335.735 tenaga kerja, sementara PMDN sebesar Rp100,34 triliun dengan 7.121 proyek dan 221.071 tenaga kerja.
Dia menuturkan sektor investasi paling banyak di Jawa Tengah adalah listrik, gas dan air, transportasi, gudang dan telekomunikasi, serta industri tekstil. Sedangkan daerah yang menjadi pilihan utamanya yaitu di Kabupaten Jepara, Kabupaten Batang dan Kabupaten Cilacap.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Jawa Tengah layak menjadi salah satu wilayah favorit bagi investor. Salah satu sebabnya adalah pelayanan perizinan Jawa Tengah menjadi salah satu yang terbaik. (cnn)
Discussion about this post