[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 melebar hingga 2,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Rencana awal, defisit diperkirakan mencapai 1,84 persen dari PDB.
Pelebaran defisit ini terjadi karena kebijakan countercyclical atau menahan perlambatan ekonomi dunia. Dia mengakui kondisi ekonomi ke depan masih akan dihadapkan oleh ketidakpastian dan ancaman perlambatan ekonomi dunia.
“Kita harap langkah untuk meningkatkan defisit dapat menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk dijaga di atas lima persen,” kata Sri Mulyani, di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 14 November 2019.
Selain itu pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 diharapkan mendekati 5,3 persen. Menurut dia, ini merupakan tantangan bagi Indonesia.
Namun, lanjutnya, melalui program pembangunan yang mendukung kesejahteraan rakyat, beberapa indikator ditargetkan lebih baik yakni kemiskinan di level 8,5-9 persen.
“Kalau ini terjadi, kembali Indonesia akan mencetak sejarah (angka) kemiskinan di bawah sembilan persen. Ketimpangan ke 0,375-0,38 dan pengangguran dharapkan 4,8-5 persen. Ini juga diharapkan bisa menurun di bawah lima persen untuk pengangguran,” jelasnya.
Adapun di 2020, tantangan perlambatan ekonomi global masih akan dihadapi. Oleh karena itu, instrumen APBN menjadi vital dan harus digunakan secara efektif dan bertanggung jawab oleh seluruh pemangku kepentingan.
Di sisi lain, tambah dia, pertambahan ekonomi global 2020 telah diprediksi lembaga internasional akan membaik, namun diharapkan bisa juga berikan dampak positif terhadap seluruh kondisi ekonomi dunia. (msn)
Discussion about this post