Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Neraca Dagang Juli 2019 Defisit US$63,5 Juta

Keuangan Negara IndonesiabyKeuangan Negara Indonesia
2019-08-15
inEkonomi, Nasional
Reading Time: 2 mins read
AA
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KeuanganNegara.id– Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit senilai US$63,5 juta pada Juli 2019. Kinerja tersebut memburuk dari Juni 2019 yang masih mencatat surplus sebesar US$200 juta.

Defisit Juli 2019, terutama disebabkan oleh neraca minyak yang negatif. Neraca minyak mentah tercatat minus US$304,4 juta dan hasil minyak Us$687,2 juta. Walhasil, neraca dagang sektor migas pada Juli lalu tercatat defisit US$142,4 juta, berbanding terbalik dengan sektor nonmigas yang surplus US$78,9 juta.

Namun, kinerja perdagangan bulan lalu masih jauh lebih baik ketimbang Juli 2018 yang mencatat defisit sampai US$2,03 miliar. Sementara secara akumulasi, neraca perdagangan sepanjang Januari-Juli 2019 mencatat defisit US$1,9 miliar.

Dari sisi ekspor, kinerjanya menembus US$15,45 miliar pada Juli 2019 atau meningkat 31,02 persen dari Juni 2019. Kinerja ekspor ditopang oleh ekspor minyak dan gas (migas) yang meroket 115,19 persen menjadi US$1,61 miliar.

Hal ini terjadi karena peningkatan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Oils Price/ICP) sebesar US$61 per barel pada Juni menjadi US$61,32 per barel pada Juli.

“Ini terjadi karena kenaikan ekspor minyak mentah, hasil minyak, dan gas,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (15/8).

Sementara ekspor nonmigas naik 25,33 persen menjadi US$13,84 miliar pada bulan yang sama. Kinerja ekspor nonmigas ditopang oleh peningkatan ekspor pertanian sebesar 50,16 persen menjadi US$310 juta, industri pengolahan naik 27,47 persen menjadi US$11,51 miliar, serta pertambangan dan lainnya tumbuh 11,78 persen menjadi US$2,02 miliar.

“Peningkatan ekspor terjadi pada ekspor tanaman obat, aromatik, rumput laut, biji kakao, sarang burung, cengkeh, tekstil, kendaraan bermotor, bubur kertas, peralatan listrik, serta batu bara, liknit, bijih tembaga, dan lainnya,” terangnya.

Dari sisi negara tujuan ekspor, peningkatan kinerja perdagangan terjadi ke Amerika Serikat (AS) sekitar US$507,2 juta, China US$469,7 juta, dan India US$288,1 juta. Kendati begitu, ada penurunan ekspor ke Singapura sekitar US$80,8 juta, Kazakhstan US$38,5 juta, dan Mozambik US$13,4 juta.

Sementara secara kumulatif Januari-Juli 2019, nilai ekspor sebesar US$95,79 miliar. Kinerja ini menurun sekitar 8,02 persen dari US$104,14 miliar pada Januari-Juli 2018.

Rinciannya, ekspor migas turun 21,77 persen menjadi US$7,72 miliar, pertanian turun 0,16 persen menjadi US$1,88 miliar, industri pengolahan terkoreksi 4,28 persen menjadi US$71,67 miliar, serta tambang dan lainnya merosot 17,09 persen menjadi US$14,53 miliar.

“Terlihat ada penurunan sumbangan ekspor nonmigas. Biasanya mencapai 91 persen sampai 92 persen dari total ekspor, pada bulan lalu hanya 89 persen. Selain itu, memang ada penurunan ekspor ke semua negara tujuan,” katanya.

Dari sisi impor, kinerja mencapai US$15,51 miliar atau meroket 34,96 persen dari bulan lalu. Peningkatan kinerja impor terjadi pada sektor migas yang naik tipis 2,04 persen menjadi US$1,75 miliar dan nonmigas melambung 40,72 persen menjadi US$13,76 miliar.

Lebih rinci, peningkatan impor nonmigas terjadi pada barang konsumsi mencapai 42,15 persen menjadi US$1,46 miliar, barang baku/penolong tumbuh 29,01 persen menjadi US$11,27 miliar, dan barang modal meroket 60,73 persen menjadi US$2,78 miliar.

“Peningkatan impor terjadi dari komoditas awang putih dari China,hair conditionerdari China, buah-buahan, seperti longan dari Thailand, buah pear dari China, frozen grab meat dari China. Lalu, bungkil kedelai untuk pakan ternak dari Brasil dan Argentina, kapas dari AS, serta kompresor, elektrik, turbin, dan water boil,” jelasnya.

Secara kumulatif, kinerja impor Januari-Juli 2019 menembus US$97,68 miliar atau terkoreksi 9 persen dari Januari-Juli 2018 sebesar US$107,35 miliar. “Jadi memang situasi perekonomian dunia agak buram dan itu dialami semua negara. Tapi tidak perlu lihat faktor eksternal saja, tapi juga internal,” pungkasnya. (cnn)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
Previous Post

Imbas Perang Dagang, China Batasi Impor Emas

Next Post

Pemerintah Tak Buru-buru Bentuk Holding BUMN Asuransi

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Pemerintah Tak Buru-buru Bentuk Holding BUMN Asuransi

Discussion about this post

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Siklus Anggaran

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

Presiden Jokowi: APBN-P 2017, Prioritaskan Program Yang Berdampak Langsung Bagi Masyarakat

0

Menkeu: Capai Target Sekaligus Jaga Iklim Bisnis

0

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Recent News

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Sign Up

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In