KeuanganNegara.id– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi dua dari 15 klaster perusahaan teknologi finansial (financial technology/fintech) yang paling memberi manfaat ialah segmen perencana keuangan (financial planner) dan agregator keuangan (financial aggregator).
Sampai saat ini tercatat 48 penyelenggara inovasi keuangan digital yang masuk dalam 15 klaster fintech. Adapun, terdapat sebanyak 127 perusahaan fintech pembiayaan atau peer to peer lending (P2P lending) sampai Agustus 2019.
Ke-15 klaster itu antara lain, financial agregator, credit scoring, claim service handling, digital DIRE, financial planner, financing agent, funding agent, online distress solution, online gold depository, project financing, social network and robo advisor, block-chain based, verification non-CDD, tax and accounting, dan e-KYC.
Seluruhnya masuk dalam regulatory sandbox, yakni mekanisme untuk menguji model bisnis, produk, layanan, hingga teknologi perusahaan fintech baru.
“Masyarakat akan lebih cerdas dan bisa memilih produk yang tepat. Bank atau lembaga keuangan lain juga akan lebih hati-hati memberi pricing (harga/imbal hasil) karena dibandingkan dengan yang lain,” paparnya.”Prediksi dari 15 klaster yang paling memberi manfaat setidaknya ada financial planner, sehingga bisa merencanakan keuangan dengan baik tanpa biaya. Dampak besar lain adalah agregator (keuangan),” sebut Triyono dalam Konferensi pers Fintech Summit and Expo 2019, Rabu (18/9).
Dia menjelaskan, fintech segmen financial planner menggunakan teknologi artificial intelligent yang dapat memberi nasihat perencanaan kepada pengguna demi mencapai tujuan keuangan, tentu dengan strategi dan perhitungan akurat.
Sementara itu, perusahaan financial agregator bisa meningkatkan pengetahuan sehingga masyarakat dapat memilih produk keuangan yang tepat sesuai kebutuhan masing-masing.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam konferensi pers penyelenggaraan Indonesia Fintech Summit and Expo 2019 pada 23 dan 24 September 2019 mendatang. Acara fintech terbesar pertama di Indonesia itu mengambil tema ‘Innovation for Inclusion’ dan akan berlangsung di Jakarta Convention Centre, Jakarta Selatan.
Pameran diselenggarakan oleh OJK, Bank Indonesia, dan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). Pelaksanaan juga didukung Asosiasi Fintech pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI). (cnn)
Discussion about this post