Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Perang Dagang dan Pesaing Baru, Alasan Harga Karet Melemah

Keuangan Negara IndonesiabyKeuangan Negara Indonesia
2019-10-05
inEkonomi, Nasional
Reading Time: 2min read
AA
0
Perang Dagang dan Pesaing Baru, Alasan Harga Karet Melemah
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KeuanganNegara.id- Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Rudi Aprian menyebut beberapa faktor penyebab harga karet di pasar internasional menciut sejak 2013 lalu. Pertama, pelemahan permintaan China terhadap karet.

Menurut dia, kondisi perekonomian China yang melambat akibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) telah memengaruhi penurunan harga karet. Padahal, China adalah negara net importir karet, diikuti India.

Permintaan karet di dunia masih didominasi oleh China, Eropa Barat, AS, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Bahkan, China mendominasi permintaan karet alam global dengan pangsa pasar 40,5 persen dari konsumsi dunia.

“Pertumbuhan ekonomi China menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap permintaan karet alam di dunia. Sementara, situasi saat ini tidak menguntungkan lantaran perang dagang,” ujar Rudi.

Baca juga:   Neraca Perdagangan Februari 2020 Surplus USD2,34 Miliar

Faktor kedua yang menyeret harga karet, yaitu pasokan berlebih di pasar ekspor, karena kemunculan negara produsen baru untuk komoditas karet, seperti Myanmar, Laos, dan Kamboja.

Sebelumnya, produksi karet alam hanya ditopang oleh enam negara, yakni Thailand, Indonesia, Vietnam, India, China, dan Malaysia, dengan pangsa pasar sebesar 85,1 persen.

Faktor lain, harga karet di pasar berjangka internasional, yaitu harga yang terbentuk di Singapura (SICOM) menjadi acuan transaksi oleh para pelaku usaha karet alam. Selain bursa SICOM, bursa Tokyo (TOCOM), dan Shanghai Future Exchange juga ikut berperan dalam pembentukan harga karet alam dunia.

“Sudah lama disinyalir bahwa mekanisme pembentukan harga (price discovery platform) di SICOM tidak sepenuhnya mencerminkan faktor fundamental suppy dan demand karet alam dunia,” imbuh Rudi.

Baca juga:   Sri Mulyani Minta BPJS Kesehatan Tanggung Pasien Corona

terjadi serangan penyakit gugur daun pestalotiopsis sp yang membuat produksi karet alam turun hingga lebih dari 15 persen. “Produksi karet alam di tiga negara ITRC hingga Agustus 2019 diperkirakan hanya mencapai 480 ribu ton, namun belum berdampak terhadap kenaikan harga,” jelasnya.Tidak hanya itu, harga karet di pasaran internasional juga bergantung dengan kurs valas, yaitu harga komoditas berhubungan dengan nilai tukar mata uang regional terhadap dolar AS. Apabila penguatan kurs dolar AS menjatuhkan nilai tukar mata uang lain, maka akan berpengaruh terhadap harga karet dunia.

Faktor lainnya, yakni perkembangan industri otomotif dan ban yang saat ini terpengaruh perlambatan ekonomi dunia. Akibatnya, terjadi penurunan permintaan mobil. Sementara, sebanyak 70 persen karet alam dikonsumsi untuk industri ban.

Baca juga:   12 Juta UMKM Akan Dapat Rp 2,4 Juta mulai 17 Agustus 2020

Terakhir, kondisi alam memengaruhi harga karet. Pada 2017 lalu, misalnya, bencana banjir di Thailand dalam skala yang cukup besar membuat petani tidak bisa melakukan penyadapan sama sekali. Kondisi ini berakibat pada ketatnya pasokan karet alam ke pasar global.

Sekadar informasi, harga karet pada 2019 masih berada di bawah standar, yaitu hanya US$1,3 per kilogram FOB. Di tingkat petani, harganya hanya sekitar Rp5.000-Rp7.000/kg, dan di kelompok tani berkisar Rp8.000-Rp9.000/kg. (cnn)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
Previous Post

HP Inc Akan Merumahkan 9.000 Karyawan

Next Post

Sri Mulyani Bantah Kabar Membanjirnya Tekstil Impor

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Sri Mulyani Bantah Kabar Membanjirnya Tekstil Impor

Discussion about this post

Stay Connected

  • 455 Fans
  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Satuan Kerja

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

‘Roadmap’ E-Commerce Masih Tunggu Aturan Perpajakan Bisnis Start-Up

0
Kemenko Maritim: Ekspor Benih Lobster Tak Boleh Jor-joran

401.408 Benih Lobster Hasil Selundupan Dilepasliarkan di Pesisir Selatan

0
Kemenko Maritim: Ekspor Benih Lobster Tak Boleh Jor-joran

401.408 Benih Lobster Hasil Selundupan Dilepasliarkan di Pesisir Selatan

2021-01-22
BI Siapkan Seluruh Jurus Pulihkan Ekonomi RI Akibat Pandemi Corona

Jamu Manis BI di 2021: Suku Bunga Rendah dan Likuiditas Longgar

2021-01-22
Seri-seri pendek masih akan jadi primadona pada lelang SBSN

Kemenkeu Sebut Alokasi Surat Utang SBSN juga untuk Biayai Pemindahan Ibu Kota

2021-01-22
RI Bisa Dapat Utang Rp112 T dari Bank Dunia Cs Lawan Corona

Gubernur BI Ungkap Bankir Berpotensi Kehilangan Pekerjaan

2021-01-22

Recent News

Kemenko Maritim: Ekspor Benih Lobster Tak Boleh Jor-joran

401.408 Benih Lobster Hasil Selundupan Dilepasliarkan di Pesisir Selatan

2021-01-22
BI Siapkan Seluruh Jurus Pulihkan Ekonomi RI Akibat Pandemi Corona

Jamu Manis BI di 2021: Suku Bunga Rendah dan Likuiditas Longgar

2021-01-22
Seri-seri pendek masih akan jadi primadona pada lelang SBSN

Kemenkeu Sebut Alokasi Surat Utang SBSN juga untuk Biayai Pemindahan Ibu Kota

2021-01-22
RI Bisa Dapat Utang Rp112 T dari Bank Dunia Cs Lawan Corona

Gubernur BI Ungkap Bankir Berpotensi Kehilangan Pekerjaan

2021-01-22

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Sign Up

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

true