[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Harga minyak mentah dunia semakin perkasa pada perdagangan Kamis (24/10). Penopang utamanya masih berasal dari potensi penurunan produksi yang lebih besar oleh negara-negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) menguat US$0,26 atau 0,46 persen menjadi US$56,23 per barel dan Brent naik US$0,5 atau 0,82 persen ke level US$61,67 per barel.
Artinya, harga minyak sudah naik dalam tiga hari berturut-turut. Pada perdagangan Rabu (23/10), harga minyak mentah WTI meningkat US$1,49 menjadi US$55,97 per barel, sedangkan Brent menguat US$1,47 ke level US$61,17 per barel.
Sejumlah pihak sudah memprediksi lama bahwa OPEC dan sekutunya akan memangkas produksi minyak lebih banyak dalam waktu mendatang. Hal ini akan dibicarakan pada pertemuan Desember 2019 mendatang sebagai upaya menstabilkan harga minyak.
Pada Juli 2019 kemarin, OPEC dan sekutunya memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi 1,2 juta barel per hari selama sembilan bulan. Ini artinya, pemangkasan minyak akan dilakukan hingga awal tahun depan.
Selain itu, berkurangnya stok minyak Amerika Serikat (AS) juga menambah sentimen positif untuk harga komoditas tersebut. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pasokan minyak AS turun 1,7 juta barel hingga 18 Oktober 2019 atau berbanding terbalik dengan prediksi analis yang menyebut ada peningkatan 2,2 juta barel.
EIA memprediksi rata-rata produksi minyak mentah AS sepanjang tahun ini sebesar 12,3 juta barel per hari. Angka itu naik 1,3 juta barel dibandingkan 2018 lalu dan naik 0,9 juta barel tahun depan. (cnn)
Discussion about this post