KeuanganNegara.id- PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengeluhkan arus kas negatif, salah satunya karena proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Pasalnya, proyek transportasi massa itu merupakan salah satu proyek utama perseroan.
Direktur Keuangan Adhi Karya Enthus Asnawi mengungkapkan perseroan telah mengeluarkan uang sebesar Rp14 triliun untuk pembangunan LRT Jabodebek. Namun, hingga Rabu (21/8) perseroan baru menerima pengembalian sebesar Rp7,1 triliun secara bersih (net).
Menurut dia, perusahaan dengan kode saham ADHI tersebut tengah memproses pencairan dana sebesar Rp3,1 triliun, dan diharapkan cair pada akhir tahun ini.
“Artinya masih cukup besar tagihan yang sedang kami proses di KAI dan Kementerian Perhubungan,” ujarnya. Ia tak menampik hal tersebut menekan arus kas perseroan pada semester I 2019. Pasalnya, proyek LRT merupakan proyek utama perseroan.
Mengutip laporan keuangan, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi tercatat minus Rp2,52 triliun dari sebelumnya minus Rp330,83 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
“Ini yang salah satu berkontribusi terhadap negatifnya kas flow ADHI,” katanya.
Selain proyek LRT, arus kas negatif juga dipicu karena perseroan memiliki proyek dengan skema turnkey. Skema turnkey Contractors Pre Financing (CPF) adalah skema pengerjaan proyek yang pembayarannya diberikan oleh pengembang atau pemilik proyek setelah pengerjaannya selesai. Salah satunya adalah proyek Tol Sigli, Aceh.
Sebagai catatan, laba Adhi Karya naik 1,08 persen secara tahunan dari Rp212,7 miliar menjadi Rp215 miliar pada semester I 2019. Namun, pendapatannya turun 10,79 persen dari Rp6,08 triliun menjadi Rp5,42 triliun. Uji Coba LRT Jabodebek September 2019
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan uji coba jalan (running test) Light Rail Transit (LRT) Jabodebek rute Cawang-Cibubur akan dilakukan pada awal September 2019 mendatang.
Perkembangan pembangunan prasarana LRT sampai Agustus 2019 ini sudah mencapai 64,4 persen. Rinciannya, pembangunan prasaranan LRT lintasan Cawang-Cibubur sebesar 84 persen, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 53,9 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 58 persen.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan prasarana, ia menawarkan kepada PT Industri Kereta Api (INKA) untuk mendatangkan kereta dari Madiun ke Jakarta. Ini juga upaya perseroan untuk mengurangi penumpukan kereta LRT di pabrik INKA.
Menurut dia, perwakilan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dijadwalkan mendatangi kantor INKA di Madiun dalam satu atau dua hari ke depan. Tim akan melakukan tes penerimaan produk (factory acceptance test/FAT).
“Setelah nanti lolos FAT, maka INKA bisa membawa keretanya ke lapangan. Jadi kami harapkan segera sehingga bisa dilakukan running test di jalur yang kami bangun,” kata Budi, Rabu (21/8).
Sebelumnya, INKA sebagai produsen kereta LRT sempat mengeluhkan penumpukan kereta di pabriknya, lantaran kereta siap pakai tak kunjung dibawa ke Jakarta.
Untuk mengatasi itu, Budi bilang Adhi Karya menawarkan kepada INKA untuk memarkir kereta di lintasan Cawang-Cibubur yang notabene paling siap dari sisi infrastruktur dan sistem kelistrikan. Adhi Karya menargetkan bisa mendatangkan empat set kereta LRT hingga akhir tahun. (cnn)
Discussion about this post