[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Nilai tukar rupiah bertengger di posisi Rp15.640 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (16/4) sore. Posisi ini melemah 65 poin atau 0,42 persen dari Rp15.575 per dolar AS pada Rabu (15/4) sore.
Kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan Rupiah di posisi Rp15.787 per Dolar AS atau melemah dari Rp15.707 per dolar AS pada Rabu (15/4).
Rupiah melemah bersama Won Korea Selatan minus 0,93 persen, Ringgit Malaysia minus 0,84 persen, dan Rupee India minus 0,56 persen. Yen Jepang minus 0,3 persen, Peso Filipina minus 0,3 persen, Dolar Singapura minus 0,26 persen, dan Yuan China minus 0,1 persen.
Dolar Hong Kong stagnan. Hanya Baht Thailand yang menguat 0,1 persen dari Dolar AS.
Mata uang utama negara maju, Poundsterling Inggris minus 0,38 persen, Dolar Australia minus 0,32 persen, Euro Eropa minus 0,28 persen, dan Franc Swiss minus 0,27 persen.
Rubel Rusia dan Dolar Kanada yang menguat bersama Dengan Dolar AS, masing-masing 0,74 persen dan 0,06 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah hari ini terjadi karena pasar kembali khawatir dengan prospek ekonomi akibat tekanan penyebaran pandemi virus corona atau covid-19.
Sebagai gambaran, penjualan ritel di AS mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020. Kemudian aktivitas manufaktur New York terjun hingga minus 78,2 persen.
Selain itu, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperkirakan prospek pertumbuhan ekonomi global akan minus pada tahun ini. Sebab, pandemi corona mengganggu industri dan rantai pasok.
Bahkan, ekonomi Asia diramal akan mencapai nol persen pada 2020. Ini merupakan prediksi terburuk sepanjang sejarah.
“Namun Asia diharapkan masih bisa lebih baik daripada wilayah lain,” ujar Ibrahim.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari perbedaan pandangan antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Proyeksi ekonomi pemerintah jauh lebih pesimis, sementara bank sentral nasional masih cukup optimis.
“Pasar jadi bingung dan bertanya-tanya,” imbuhnya. (cnn)
Discussion about this post