[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Nilai tukar rupiah melemah ke Rp14.212 per dolar AS atau sebesar 0,26 persen pada perdagangan pasar spot, Jumat (6/3) pagi. Sebelumnya, mata uang Garuda di posisi Rp14.175 per dolar AS pada perdagangan pasar, Kamis (5/3) sore.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Won Korea melemah 0,75 persen, Ringgit Malaysia 0,30 persen, dan Yen Jepang 0,04 persen. Dolar Singapura juga melemah 0,04 persen. Lira Turki yang melemah tipis 0,01 persen. Penguatan terjadi pada Baht Thailand 0,08 persen dan Dolar Hong Kong menguat tipis 0,01 persen terhadap Dolar AS.
Dari negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak menguat terhadap Dolar AS. Dolar Kanada dan Dolar Australia menguat dengan nilai masing-masing 0,14 persen dan 0,01 persen, serta Poundsterling Inggris menguat 0,03 persen. Euro yang melemah 0,10 persen terhadap Dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh ekspektasi pesimis pasar atas data pekerjaan di AS akibat virus corona (covid-19).
“Rupiah diprediksikan terkoreksi terhadap dolar AS, mengingat para pelaku pasar global akan menantikan data non-farm payroll AS, serta penyebaran COVID-19 yang secara masif akan menjadikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar tersebut,” kata Nafan.
Diketahui, data non-farm payroll AS merupakan data jumlah pekerjaan yang ditambahkan atau hilang dalam ekonomi AS selama bulan lalu.
Sementara itu, Nafan melihat data makroekonomi domestik belum ada yang memberi high market impact yang positif bagi rupiah.
Dengan demikian, Nafan berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.115 hingga Rp14.285 per dolar AS pada hari ini.
“Secara teknikal, terlihat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan ada potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS,” pungkasnya. (cnn)
Discussion about this post